Ikuti Kami

Ini Kunci Keberhasilan Untari Besarkan Koperasi SBW Malang

Keberhasilan Koperasi ini tidak lepas dari implementasi pemikiran Bung Karno untuk Berdiri Di atas Kaki Sendiri (Bedikari).

Ini Kunci Keberhasilan Untari Besarkan Koperasi SBW Malang
Ketua Umum Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malang Sri Untari Bisowarno.

Malang, Gesuri.id - Tangan dingin Ketua Umum Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malang Sri Untari Bisowarno berhasil menjadikan koperasi itu sukses dan besar.

Dibawah kepemimpinannya Koperasi SBW berhasil mencapai masa keemasan. Dengan aset kurang lebih 112 miliar, dengan anggota lebih dari sepuluh ribu. Semua hal yang dicapai oleh SBW tidak lepas dari tangan dingin kepemimpinan Sri Untari. 

"Keberhasilan Koperasi ini tidak lepas dari implementasi pemikiran Bung Karno untuk Berdiri Di atas Kaki Sendiri (Bedikari). Berdikari adalah sebuah usaha mewujudkan bangsa yang mandiri dan tidak tergantung dengan bangsa lain. Salah satu dari sekian banyak pemikiran Bung Karno dan harus diimplementasikan, sebagai seorang nasionalis dan kader PDI Perjuangan yang meneruskan ajaran-ajaran ideologis Bung Karno," ujar Untari. 

Baca: Banteng Jatim Siap Kawal Raperda Pengembangan Ponpes

Untari menjelaskan, konsep Berdikari pertama kali dijabarkan oleh Bung Karno dalam pidato yang beliau pada tanggal 17 Agustus 1964, yang diberi judul “Tahun Vivere Pericoloso". 

Dalam penyampaian pidato inilah pertama kalinya Bung Karno mengenalkan konsep Bedikari, yang meliputi tiga bidang, yaitu bidang ekonomi, politik, dan budaya. 

"Melalui kemandirian di ketiga bidang tersebut, Bung Karno yakin Bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar, berdaulat, dan yang paling utama berdiri di atas kaki sendiri atau mandiri," ujar Untari 

Bung Karno mengungkapkan Bedikari di bidang ekonomi bertujuan untuk kesejahteraan rakyat tanpa terkecuali. Melalui konsep Berdikari dalam ekonomi, Bung Karno sebagai salah satu founding father bangsa Indonesia sejatinya ingin menanamkan sebuah pondasi yang begitu penting bagi pertumbuhan kesejahteraan rakyat Indonesia. 

Oleh karenanya, sambung Untari, konsep besar Bung Karno ini sangat perlu untuk diimplementasikan dan diamalkan agar seluruh rakyat Indonesia dapat merasakan kesejahteraan yang merata. 

"Melalui Koperasi Setia Budi Wanita, saya berkomitmen memajukan perekonomian kaum perempuan melalu Koperasi. Sehingga perempuan akan bisa mengelola keuangan dan mengembangkan ekonomi rumah tangganya demi mencapai kemajuan dengan berhimpun di koperasi. Koperasi SBW menjadi sangat penting dalam berperan untuk kesejahteraan perempuan," ujar Untari.

Selain diberikan perlindungan, Untari berpandangan perempuan juga harus diberi kesempatan mengembangkan potensinya dalam bentuk pemberdayaan. Oleh karenanya pemberdayaan perempuan sesuai perintah dalam Trisakti Bung Karno untuk berdikari dalam Bidang Ekonomi adalah dengan memberdayakan mereka melalui Koperasi Wanita.

Sesuai amanah Bung Karno dalam Buku Sarinah :

"Kita tidak dapat menyusun negara dan tidak dapat menyusun masyarakat jika kita tidak mengerti soal wanita".

Maka, sambung Untari, perempuan harus terlibat aktif dalam berbagai kebijakan dan juga program pemerintah saat ini.

"Jangan tertinggal dalam Revolusi Nasional ini, jangan pula tertinggal dalam upaya menyusun masyarakat adil dan sejahtera. Dalam masyarakat inilah engkau akan menjadi wanita yang bahagia, wanita yang merdeka!" ujar Bung Karno. 

"Oleh karenanya, sesuai amanah Bung Karno untuk memerdekakan kaum perempuan Koperasi Setia Budi Wanita hadir. Bahwa perempuan juga memiliki kesempatan Bedikari di bidang ekonomi sama dengan kaum laki-laki," ujar Untari. 

Untari mengungkapkan, Koperasi Setia Budi Wanita juga menerapkan sistem tanggung renteng. Sistem pengelolaan koperasi yang berdasarkan tanggung jawab bersama diantara anggota disatu kelompok atas segala kewajiban terhadap koperasi dengan dasar keterbukaan dan saling mempercayai.

Kunci utama dalam sistem tanggung renteng, ungkap Untari, adalah mereka yang tergabung dalam kelompok itupun juga harus sudah saling kenal dengan dilandasi rasa saling percaya.

Setelah berkelompok atas dasar saling percaya, setiap anggota harus menjalankan kewajiban sebagai anggota. Inilah yang akan menjadi pengikat antar anggota dalam kelompok dan antara kelompok dengan koperasi. 

Kewajiban itu, lanjut Untari,  baru bisa dijalankan apabila ada ketentuan yang mengatur. Ketentuan tersebut yang kemudian dituangkan dalam AD/ART, peraturan khusus di koperasi maupun peraturan di tingkat kelompok.

Baca: Sri Untari: Koperasi SBW Malang Terapkan Trisakti Bung Karno

Dengan diterapkannha sistem tanggung renteng di Koperasi SBW ini, para anggota yang tergabung didalamnya tidak hanya mendapatkan keuntungan secara ekonomis. Namun juga mendidik mereka menjadi wanita yang mandiri dan berintegritas.

"Sebagai perwujudan nilai gotong royong untuk bisa terus diimplementasikan dalam kehidupan berkoperasi. Merupakan bukti implementasi nilai-nilai pancasila didalam keberlangsungan koperasi," ujar Untari 

Bagi Sri Untari, Koperasi SBW ini merupakan wadah dan juga laboratorium baginya untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dan juga prinsip ekonomi gotong royong. Dari SBW ia belajar banyak hal,  bahwa kerja konkrit seorang kader PDI Perjuangan adalah mengabdi pada kepentingan masyrakat. 

Koperasi SBW inilah wadah implementasi ideologi.

"Saya berkomitmen untuk terus memajukan koperasi dan juga memberdayakan kaum perempuan untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Sebagai perwujudan amanah Bung Karno yang harus diimplementasikan kader-kader PDI Perjuangan," ujar Untari.

Quote