Makassar, Gesuri.id - Anggota DPRD Sulawesi Selatan Fraksi PDI Perjuangan Risfayanti Muin menjelaskan, menyangkut kesehatan masyarakat yang bermukim di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa menjadi perhatian serius DPRD Provinsi Sulawesi Selatan agar segera ditindaklanjuti.
Baca: Penanganan Covid-19 DKI Paling Buruk, Anies Tidak Jelas!
Sehingga, lanjutnya, jika Ranperda Pengelolaan Sampah Regional ini telah melalui kajian komprehensif baik kajian lingkungan, sosiologi, ekonomis, maupun dari sisi kesehatan bagi masyarakat TPA Tamangapa diharapkan dapat memberikan kemaslahatan.
"Sejauh ini, kami telah berkonsultasi dengan Gubernur Bali I Wayan Koster sebab dinilai mampu menerapkan Pengelolaan Sampah secara baik hingga lahirnya Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur tentang limbah plastik," ujarnya, Minggu (30/5).
Ia mencontohkan penerapan Pergub Bali, jika berkunjung ke Bali tidak ditemukan lagi limbah plastik jika berbelanja ditoko oleh-oleh maupun supermarket demikian juga di hotel-hotel.
Sementara itu, hasil penelitian mahasiswa kesehatan Universitas Mega Rezki (Unimerz) Makassar, yang menyebut masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa Antang memiliki penyakit jamur yang melekat dibagian tubuhnya.
Hal diungkapkan oleh Syarif, salah seorang warga Antang yang hadir dalam Konsultasi Publik Rancangan Perda (Ranperda) tentang Pengelolaan Sampah Regional di Hotel Tree Panakukang, Minggu 30 Mei 2021.
"Masyarakat yang bermukim disekitar TPA Tamangapa Antang perlu perhatian Pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan baik Kota Makassar maupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, sebab mahasiswa Unimerz menyebut hasil temuannya yang menyebut masyarakat sering terjangkit jamur dibagian tubuhnya", ungkapnya.
Dia menyebut, hasil penelitian mahasiswa Unimerz tersebut berdasarkan kajian ilmiah sehingga dapat dipertanggungjawabkan, bahkan bisa dijadikan rujukan bagi pihak terkait, bebernya.
Hadir dalam Konsultasi Publik tersebut diantaranya Inisiator Ranperda Pengelolaan Sampah Regional Dr. Amiruddin Pabbu SH., MH, dan Plt Kadis Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan, Ir. Andi Hasbi,. MT.
Selain itu, dalam rangka upaya percepatan pengelolaan sampah regional di Sulawesi Selatan, sebagai salah satu langkah meminimalisir produksi limbah sampah yang kian meningkat utamanya Makassar, Gowa dan Maros.
Khusus di Kota Makassar, produksi limbah sampah sudah mencapai 1000 ton/hari. Hal ini dikemukakan oleh Direktur Bank Sampah Ary Budianto yang menyebut bahwa limbah sampah di Kota Makassar dapat dijadikan sumber energi alternatif dan juga souvenir yang bernilai ekonomis, apabila limbah 1000 ton/hari ini dikelola secara profesional.
Baca: 97.000 Data PNS Fiktif, Rifqi Karsayuda: Negara Dirampok!
"Limbah Sampah di Kota Makassar sudah mencapai 1000 ton/hari, jika di kelola dengan baik tentunya akan memberikan dampak ekonomis dan juga sebagai sumber energi alternatif di Kota Makassar", paparnya.
Ia mengatakan, sehari - hari limbah sampah yang diperoleh Tempat Pengelolaan Sampah di Todopuli meliputi limbah perkantoran, limbah sekolah, dan limbah rumah tangga kemudian dipilah-pilah menjadi limbah organik dan non organik.