Ikuti Kami

Petani Kopi Didorong Berinovasi & Lakukan Rekayasa Genetika 

“Kami mendorong KTNA segera melakukan rekayasa genetika untuk kopi yang memiliki ciri khas Kabupaten Pasuruan".

Petani Kopi Didorong Berinovasi & Lakukan Rekayasa Genetika 
Ilustrasi. Petani Kopi.

Kab. Pasuruan, Gesuri.id - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi mencatat rekayasa genetika dan pembudidayaan kopi dalam rangka menciptakan produk kopi pada 10-20 tahun mendatang memiliki ciri khas bagi Kabupaten Pasuruan. 

Baca: Tak Tergoyahkan, Elektabilitas PDI Perjuangan Tertinggi

Itu, lanjutnya, berbeda dengan kopi Kapiten yang memang tumbuh di Kabupaten Pasuruan, tetapi jenis dan asal usul kopinya dari berbagai macam.

“Kami mendorong KTNA segera melakukan rekayasa genetika untuk kopi yang memiliki ciri khas Kabupaten Pasuruan. Bibitnya tidak sama, apalagi bibit kopi bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan yang asal usulnya tidak tahu dari mana,” ujar AW inisialnya, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pasuruan, pada silaturahmi dengan pengurus Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pasuruan, Minggu (13/6).

Untuk itu, AW mendorong para petani berinovasi dan melakukan rekayasa genetika. Ini sebagai upaya untuk menciptakan produk pertanian yang benar-benar khas Kabupaten Pasuruan.

Menurut Andri, Kabupaten Pasuruan memiliki berbagai produk unggulan pertanian yang berbeda dengan daerah lainnya, seperti mangga gadung Clonal 21. Ciri khas ini juga bisa dilakukan dengan rekayasa genetika dan pembudidayaan pada pertanian kopi.

“Kopi Kapiten adalah kopi khas Kabupaten Pasuruan. Tapi selama ini hanya branding yang ditonjolkan, bukan pada ciri khas biji dan olahan kopi,” kata AW.

Baca: AHY Tak Cocok Nyapres, Partai Demokrat Tidak Perlu Baper

Pada tahap awal, identifikasi kopi juga perlu dilakukan, seperti jenis bibit, ditanam pada ketinggian berapa dan ditanam di kecamatan mana. Sehingga nantinya akan ditemukan ciri khusus kopi hasil pembudidayaan di Kabupaten Pasuruan.

“Saya yakin rekayasa genetika ini akan menghasilkan kopi yang melegenda, seperti kopi Gayo dan kopi Toraja. Kami akan memfasilitasi KTNA untuk belajar pembudidayaan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakau di Jember,” tegas AW. Dilansir dari pdiperjuanganjatim.

Quote