Ikuti Kami

Tanggulangi Stunting, Posyandu di Desa & Kota Harus Aktif

Masalah penanggulangan stunting menjadi sangat spesifik di perkotaan daerah kumuh. 

Tanggulangi Stunting, Posyandu di Desa & Kota Harus Aktif
Dewi Aryani, Anggota komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan.

Jakarta, Gesuri.id - Dewi Aryani, Anggota komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan mengatakan masalah penanggulangan stunting menjadi sangat spesifik di perkotaan daerah kumuh. 

Baca: Atasi Stunting, Habib Ali Tawarkan Solusi Kolam Ikan

Ini, lanjutnya, yang harus dipikirkan dengan segala permasalahan sosial yang ada. Untuk itu, ujarnya, semua meja posyandu harus aktif sebagai 'trouble desk' untuk masyarakat baik di desa-desa maupun di wilayah perkotaan kumuh.

Menurutnya, menyambut bonus demografi tahun 2030, pembangunan SDM tidak akan efektif jika problem stunting tidak segera diambil tindakan konkrit dan menyeluruh di semua wilayah negeri ini.

Dewi menegaskan mungkin periode pemerintahan sebelumnya sudah banyak kementerian dan lembaga yang melakukan berbagai program untuk mengentaskan stunting. Namun program-program tersebut belum terintegrasi dengan baik, sehingga kementerian dan lembaga terkait harus lebih sering duduk bersama agar konvergensi tersebut bisa terwujud. 

"Kemenkes harus jadi 'leading sector' untuk hal itu. Berdayakan juga pemda hingga level desa untuk menjadi motor penggerak keberhasilan program penanggulangannya,” ungkapnya dalam keterangan pers kepada Gesuri, Senin (11/11).

Baca: Angka Stunting Turun, SDM Jadi Cerdas

Sementara itu, Dewi memperkirakan Indonesia butuh 84,5 tahun untuk menyamai Indeks Kelaparan Global atau Global Hunger Index (GHI) negara maju. Perkiraan ini diperoleh dari GHI Indonesia 2018 dengan skor 21,9 dikurangi GHI negara maju < 5,0. Setelah itu, dibagi laju penurunan GHI Indonesia 2000-2018 sebesar 0,2/tahun.

“Untuk jelasnya hunger diukur oleh indeks komposit yang terdiri atas undernourishment, child wasting, child stunting, child mortality,” tandas Dewi.

Quote