Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira, mengenang sosok Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kwik Kian Gie (KKG) yang meninggal dunia pada usia 90 tahun, Selasa (29/7).
Andreas begitu ia disapa menceritakan, mulai mengenal dan mengetahui sosok ekonom senior Kwik Kian Gie (KKG) dari tulisan opini yang dimuat di koran ternama periode tahun 1980.
Baca: Ganjar Harap Kepemimpinan Gibran Bisa Teruji
“Ketika itu tidak banyak ekonom yang berani secara terbuka mengeritik pemerintah Soeharto. KKG dengan bahasanya yang lugas mengeritik dan mengajarkan kepada bangsa ini membangun negara dengan dedikasi dan integritas,” cerita Andreas kepada awak media di Jakarta, Selasa,(29/7/2025).
Andreas mengungkapkan, salah satu tulisan opini Kwik Kian Gie yang paling berkesan berjudul Seandainya Aku Konglomerat. Bagi Andreas, tulisan opini tersebut sangat kritis dan tajam menusuk masuk pada persoalan ekonomi politik Indonesia pada massa itu dan nampaknya masih berlangsung sampai saat ini.
“KKG juga orang yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan ketika beliau bersama teman-temannya mendirikan Institut Prasetya Mulya, Institut Ilmu Bisnis Indonesia. Di massa reformasi KKG dengan caranya mengeritik ekonomi Orde Baru yang mulai runtuh di akhir dekade 90-an,” jelas dia.
Baca: Ganjar Pranowo Ajak Kepala Daerah Praktek Pancasila
Tak hanya itu, Andreas juga memuji, analisis dari Kwik Kian Gie yang menyebut ekonomi Indonesia tidak akan runtuh seandainya kala itu Presiden RI Soeharto melaksanakan semua pidatonya.
“Nampaknya, peringatan dari KKG masih tetap aktual untuk mengenang KKG dan merefleksikan situasi Indonesia saat ini. Selamat jalan pak Kwiek. Beristirahatlah dalam damai,” tandas Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI ini.