Ikuti Kami

Basarah: Pancasila Jadi Sumber Riset Inovasi di BRIN

Tak hanya Ibu Megawati, ada 9 tokoh lainnya dalam Dewan Pengarah BRIN. Struktur Dewan Pengarah BRIN sesuai Peraturan Presiden (Perpres) 78.

Basarah: Pancasila Jadi  Sumber Riset Inovasi di BRIN
Ketua DPP PDI Perjuangan dan Wakil Ketua MPR-RI, Ahmad Basarah. (teropongsenayan)

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPP PDI Perjuangan dan Wakil Ketua MPR-RI, Ahmad Basarah mengatakan pihaknya memantau adanya kritikan yang mempermasalahkan keputusan Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin mengangkat dan melantik  Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diketuai oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. 

Baca: PDI Perjuangan: Selamat Atas Pelantikan Dewan Pengarah BRIN

Kritikan tersebut menganggap seharusnya Dewan Pengarah BRIN diketuai oleh seseorang dengan kaliber ilmuwan peneliti terkemuka. Menganggap Ibu Megawati Soekarnoputri tak masuk dalam kaliber demikian. 

Untuk bisa memahami pengangkatan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, maka kita harus melihat kembali kepada Peraturan Presiden (Perpres) 78 tahun 2021 tentang BRIN. 

Khususnya mulai pasal 6 yang menyebutkan bahwa "Dewan Pengarah mempunyai tugas memberikan arahan kepada Kepala dalam merumuskan kebijakan dan penyelenggaraan penelitian, pengembangan, pengkajian,
dan penerapan, serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan penyelenggaraan keantariksaan menjadi landasan dalam perencanaan pembangunan nasional di segala bidang kehidupan yang berpedoman pada nilai Pancasila.' Saya garis bawahi di sini adalah "Berpedoman pada nilai Pancasila". 

Ini artinya Pemerintah ingin agar setiap kegiatan riset dan inovasi itu harus berpedoman pada Pancasila. Artinya riset dan inovasi yang sesuai dengan nilai Ketuhanan yang Maha Esa; kemanusiaan yang adil dan beradab; yang menjaga persatuan Indonesia; yang memastikannya demokratis berasas musyawarah untuk mufakat; dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'. 

Lalu pasal 7 ayat 2 yang berbunyi "Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a secara ex-officio berasal dari unsur Dewan Pengarah badan yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang pembinaan ideologi Pancasila." 

Sehingga bisa dipahami, sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), yang menyelenggarakan tugas pembinaaan ideologi Pancasila, Ibu Megawati yang ditunjuk untuk menjabat ex officio Dewan Pengarah BRIN. 

Sehingga ketika ada yang mengkritik dan menyayangkan keputusan tidak mengangkat seorang ilmuwan atau periset berkaliber sebagai ketua dewan pengarah, sebenarnya yang bersangkutan sedang mempertanyakan keputusan Pemerintah untuk memastikan riset dan teknologi berdasarkan Pancasila. 

Apa yang salah jika Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin ingin memastikan bahwa setiap kegiatan riset dan inovasi di Indonesia itu sejalan dengan nilai-nilai Pancasila? Bagi kami, tak ada salahnya sama sekali kalau pemerintah pusat memilih prinsip itu. 

Kalau kita memang sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, maka kita juga harus memastikan setiap kebijakan dan visi pembangunan ke depan berdasar Pancasila, bukan berdasar isme lain seperti Kapitalisme, Sosialisme, Komunisme, Radikalisme, atau paham khilafah. 

Selain itu, kita juga jangan melupakan bahwa Ibu Megawati tak sendirian di dalam Dewan Pengarah. Ada 9 tokoh lainnya yang masuk ke Dewan Pengarah yang bersama sang ketua, akan memastikan BRIN, berjalan sesuai amanat peraturan yang memayunginya. 

Baca: Megawati Instruksikan Kantor Partai Hidupkan Seni dan Budaya

Ada menteri keuangan dan menteri bappenas. Ada Prof Sudhamek yang dikenal sebagai pebisnis berpengalaman, Prof Emil Salim yang jago ekonomi, Prof Adi Utarini di medis dan kedokteran, Prof Marsudi Wahyu Kisworo yang pernah meraih gelar best rector in Asia dan jago TI, Tri Mumpuni yang berpengalaman melayani masyarakat dalam menyediakan listrik mikrohidro, Bambang Kesowo seorang birokrat berpengalaman, dan I Gede Wenten guru besar ITB bidang teknik kimia. 

Jika kemudian dituding bahwa Dewan Pengarah ini adalah bagian dari partisan dan kepentingan praktis partai politik, bagi kami ini sangat tidak berdasar yang tak perlu dibahas lebih lanjut. 

Quote