Ikuti Kami

Deddy Minta Konversi Kompor BBG ke Listrik Dilanjutkan

Banyak lapisan masyarakat yang dapat diuntungkan dengan keberadaan kompor listrik, terutama di daerah yang pasokan LPG sangat terbatas. 

Deddy Minta Konversi Kompor BBG ke Listrik Dilanjutkan
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Sitorus.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Sitorus meminta PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk melanjutkan program konversi dari LPG (Liquified Petroleum Gas) ke kompor induksi bertenaga listrik. 

Sebab, menurutnya, konversi tersebut bisa menyerap pasokan listrik yang saat ini berlebih secara kapasitas. Di sisi lain, konversi tersebut juga dinilai bisa mengurangi impor LPG yang selama ini dilakukan.

Baca: Sekjen Hasto: Watak Kepemimpinan Jokowi Bukan Mobilisasi

Deddy menegaskan, meski sebelumnya proyek tersebut dibatalkan hingga menuai banyak pro kontra, namun pihaknya mengatakan program tersebut seharusnya tetap terus dijalankan karena akan menguntungkan PLN maupun Pertamina sebagai BUMN yang mengelola LPG.

"Mungkin kemarin ada keributan, semua perubahan pasti ribut. Tetapi, tidak ada siapa pun yang bantah bahwa menggunakan listrik tak saja menguntungkan PLN dan Pertamina, tapi juga negara,” ujar Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) terkait Pembahasan PMN Tunai tahun 2022, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Senin (28/11).

Lebih lanjut, Deddy menyebut, banyak lapisan masyarakat yang dapat diuntungkan dengan keberadaan kompor listrik, terutama di daerah yang pasokan LPG sangat terbatas. 

Baca: REPDEM: Jokowi Sukses di G20 Jangan Jadi Presiden Relawan!

“Misalnya, di daerah perbatasan Kalimantan Utara, di sana sudah mendapat listrik hanya saja untuk mendapatkan pasokan LPG sangat sulit. Maka dari itu masyarakat akan sangat tepat bila diberikan kompor induksi bertenaga listrik,” jelasnya.

Selain itu, Legislator Dapil Kalimantan Utara ini juga menilai kompor listrik dapat dipasarkan untuk masyarakat menengah ke atas, terutama dengan memberikan insentif kompor listrik yang murah. Menurutnya, tidak perlu konversi ke kompor listrik menjadi program nasional untuk menjualnya.

Quote