Ikuti Kami

Ganjar Hargai Kepala Daerah yang Tak Malu Akui Warga Miskin

Dengan demikian Pemprov dapat segera melakukan berbagai langkah untuk menanganinya.

Ganjar Hargai Kepala Daerah yang Tak Malu Akui Warga Miskin
Ilustrasi. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bersama para bupati.

Semarang, Gesuri.id - Keberhasilan Pemerintah Provinsi Jateng menurunkan angka kemiskinan, didukung oleh sikap para kepala daerah hingga ke tingkat desa yang tidak malu mengakui bahwa daerahnya ada warga miskin. Dengan informasi ini, maka Pemprov dapat segera melakukan berbagai langkah untuk menanganinya.

Baca: Ganjar: Angka Kemiskinan Jateng Turun

Hal itu diungkapkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, ketika diminta tanggapan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng yang menunjukkan angka penurunan kemiskinan di provinsi ini turun paling tinggi dibanding provinsi lain di seluruh Indonesia. 

Penurunan angka kemiskinan per Maret 2018 di Indonesia mencetak sejarah setelah berhasil mencapai posisi single digit menjadi 9,82 persen. Dari total penurunan 633.000 jiwa, Jateng menyumbang penurunan terbanyak dengan 300.290 jiwa.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng yang disampaikan Kepala BPS Margo Yuwono, baru-baru ini, disebutkan per Maret 2018 jumlah orang miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 633.000 menjadi 25,95 juta dari kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta.

Dari 633 ribu orang, Jateng mencatatkan penurunan kemiskinan sebesar 300.290 jiwa. Dengan penurunan sebesar itu, persentase kemiskinan di Jateng juga turun signifikan dari 12,23 persen ke 11,32 persen. "Dibandingkan dua provinsi lain yang berpenduduk gemuk, Jateng paling unggul. penurunan kemiskinan di Jawa Barat sebesar 158.620 orang sedangkan Jawa Timur 72.680 orang," papar Margo Yuwono.

Selain itu, di provinsi lain, penurunan kemiskinan hanya berkisar belasan hingga puluhan ribu. Bahkan ada yang angka kemiskinannya naik seperti Aceh, Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Lebih lanjut Ganjar menyatakan, sikap kepala daerah yang mau memberikan informasi apa adanya ini membuat pihaknya segera melakukan langkah. Misalnya saja, mengidentifikasi permasalahan, kemudian mencari solusi.

"Contohnya, ketika penyebabnya adalah karena rendahnya tingkat pendidikan, maka kami langsung menyampaikan ke sana bahwa ada SMKN Jateng yang gratis dan lulusannya siap kerja. Dengan demikian, paling tidak satu mata rantai kemiskinan dapat terputus," ujarnya. 

Kemudian, sambung Ganjar, tak sedikit daerah yang memberikan ide-ide kreatif bagaimana bisa mengurangi jumlah warga miskin ini. Salah satu ide yang sudah direalisasikan adalah membuat rintisan usaha kecil menengah dengan memberdayakan kearifan lokal. "Demikian pula soal permodalan juga sudah ada bantuan dari perbankan, salah satunya mitra Bank Jateng," jelasnya.

Baca: Angka Kemiskinan Turun, Ganjar: Hasil Kerja Keras

Ia mengakui bahwa untuk menurunkan kemiskinan ini tidak bisa instan. Oleh sebab itu, hal ini perlu dipahami oleh semua pihak. "Saya bersyukur beberapa daerah seperti Solo melakukan langkah bagus, misalnya melakukan verifikasi warga miskin paling tidak tiga bulan sekali. Dengan begitu, akan diketahui mana saja wilayah yang bisa segera ditangani," ujar Ganjar.

Quote