Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kasus Terra Drone yang menurutnya tidak bisa dipersempit hanya sebagai peristiwa kematian 22 orang.
Hal tersebut ia sampaikan melalui unggahan di akun Instagram pribadinya.
Dalam pernyataannya, Rieke menegaskan aparat kepolisian telah menyampaikan adanya dugaan kuat unsur kesengajaan dalam kasus tersebut.
“Kasus Terra Drone ini pihak kepolisian sudah menyampaikan bahwa ada indikasi kuat merupakan kesengajaan,” ujarnya dikutip Kamis (18/12).
Ia menilai tidak tepat apabila kasus ini hanya dikenakan pasal kelalaian yang menyebabkan kematian.
Rieke kemudian menjelaskan latar belakang Terra Drone sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pendataan geospasial.
“Terra Drone adalah suatu perusahaan yang bekerja terkait pendataan geospasial,” katanya.
Perusahaan tersebut didirikan di Jepang pada 2016 dan mulai beroperasi di Indonesia melalui skema waralaba di tahun yang sama, sebelum berganti nama menjadi Terra Drone Indonesia pada 2019.
Ia menekankan pentingnya data geospasial bagi Indonesia, terutama dalam konteks pertahanan, keamanan, dan kedaulatan negara.
“Mulai sekarang data geospasial itu harus kita tempatkan sebagai data pertahanan, keamanan, dan kedaulatan negara,” tegas Rieke.
Rieke juga menyampaikan permohonan dukungan kepada publik dan pemerintah agar kasus ini diusut secara menyeluruh.
“Kami tidak terima kalau persoalan hanya dipersempit tentang kematian 22 korban,” ujarnya.
Menurutnya, ada persoalan jauh lebih besar terkait penguasaan dan pengelolaan data strategis Indonesia.
Ia menyoroti kebakaran gedung Terra Drone dan mempertanyakan nasib data yang telah dikumpulkan.
“Bukan berarti kami percaya bahwa data itu hilang. Anda pasti punya backup,” ucapnya.
Karena itu, Rieke mendesak pemerintah untuk mengambil alih seluruh data geospasial yang telah dipetakan oleh perusahaan tersebut.
Menurut Rieke, data yang dimiliki Terra Drone tidak hanya mencakup pemetaan hutan, tetapi juga ekosistem hayati, potensi sumber daya alam, hingga data manusia.
“Itu bisa secara presisi memetakan seluruh sumber daya dan potensi Indonesia,” katanya, seraya menegaskan bahwa data tersebut memiliki nilai strategis tinggi.
Di akhir pernyataannya, Rieke meminta perhatian serius dari Presiden Prabowo dan aparat penegak hukum. “Ini kasus serius. Mungkin akan melibatkan Interpol,” ujarnya.
Ia juga mempertanyakan kemungkinan adanya praktik jual beli data geospasial Indonesia oleh Terra Drone dan meminta agar hal tersebut diselidiki secara profesional dan transparan.

















































































