Ikuti Kami

Krisantus Bahas Infrastruktur Hingga Stunting di Sekayam

Selain untuk menyerap aspirasi masyarakat dan membagikan beras 3 ton dari Ketua DPR RI Puan Maharani.

Krisantus Bahas Infrastruktur Hingga Stunting di Sekayam
Anggota DPR RI Komisi I fraksi PDI Perjuangan dapil Kalbar II Krisantus Kurniawan kembali menggelar reses di Aula Futsal Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Rabu (27/7).

Sanggau, Gesuri.id - Anggota DPR RI Komisi I fraksi PDI Perjuangan dapil Kalbar II Krisantus Kurniawan kembali menggelar reses di Aula Futsal Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Rabu (27/7).

Selain untuk menyerap aspirasi masyarakat dan membagikan beras 3 ton dari Ketua DPR RI Puan Maharani, agenda ini juga dikemas dengan konsolidasi seluruh pengurus dan kader PDI Perjuangan dari DPC hingga tingkatan anak ranting yang tersebar di Kecamatan Sekayam.

Baca: Sekjen Hasto: Banyak Negara Merdeka karena Pancasila

Selain Krisantus dan rombongan, adapun tamu undangan yang hadir pada acara tersebut yakni, Ketua DPRD Sanggau sekaligus ketua DPC PDI Perjuangan, Jumadi, Anggota DPRD Sanggau sekaligus Ketua PAC PDI Perjuangan Sekayam, Hendrikus Hengki, Yeremias Marselinus, Edi Emilianus, Camat Sekayam, Mangaranap Siahaan.

Tampak para pengurus PDI Perjuangan yang hadir diantaranya, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Kalbar  M. Jimi dan Eka Kurniawan, Polsek, Koramil, camat para kepala desa, kepala dusun, tokoh adat juga perwakilan Ormas, OKP dan warga sekitar.

Camat Sekayam, Mangaranap Siahaan dalam sambutaanya pada pembukaan reses tersebut menyampaikan beberapa hal terkait pembangunan dan kebutuhan masyarakat Kecamatan Sekayam. 

“Mewakili masyarakat, kami sangat berterima kasih dalam kesempatan ini Pak Krisantus hadir di Sekayam dan menyerap aspirasi masyarakat di sini. Karena itu, saya meminta asukan daeri setiap kepala desa yang hadir terhadap pembangunan di desa masing-masing,” ungkapnya. 
 
Masalah infrastruktur, air bersih hingga pendidikan masih melekat

Camat Mangaranap melanjutkan, masalah serius dan butuh sentuhan serius dari pemerintah yang ada di wilayah kecamatan tersebut banyak jalan yang pembangunannya belum terselesai. 

Ia menegaskan, hal ini tentu menjadi persoalan bersama karena masalah akses, sehingga perhatian dari pemerintah dan aggota dewan Kabupaten Sanggau sangat dibutuhkan. 

“Selain infrastruktur, kami juga minta perhatian beberapa hal yang urgen yakni air bersih, kesehatan, pendidikan dan jaringan telekomunikasi karena ada beberapa desa yang belum dapat mengakses signal karena belum memiliki tower telekomunikasi,” papar Mangaranap.  

Ia berharap khususnya kepada Krisantus agar memperjuangkan kebutuhan masyarakat di tingkat pusat. 

“Kami mengusulkan beberapa hal yang kami sebutkan tadi agar Pak Krisantus bisa memperjuangkan aspirsi ini di level pusat, supaya kecamatan yang ada Sanggau khusus di wilayah perbatasan menjadi contoh dan cerminan akan pembangunan yang menyeluruh dari wilayah terpencil,” ungkapnya. 

Kesempatan yang sama, Krisantus Kurniawan menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. 

“Reses saya kali ini selain menyerap aspirasi masyarakat di sini,  saya mencoba mengumpulkan seluruh pengurus PDI Perjuangan di kecamatan ini untuk berkolaborasi bersama. Tujuan saya mengumpulkan seluruh pengurus, para kader dan tim PDI Perjuangan supaya bapak ibu yang hadir dapat melihat keseriusan PDI Perjuangan secara konsisten hadir dan berjuang bersama masyarakat untuk kemajuan bersama,” tegasnya. 

Selain itu, lanjutnya, khsusus pengurus PDI Perjuangan, ini adalah momentum untuk mendiskusikan apa yang menjadi keinginan kehendak masyarakat. 

Masyarakat Dayak harus andil dalam kontestasi politik

Persoalan yang ditegaskan oleh Krisantus adalah persoalan sikap dan tanggung jawab moral warga Dayak untuk terlibat aktif dalam politik praktis. Hal ini menurut Krisantus sangat penting, agar warga Dayak berani mengambil peran dan sikap untuk bnerpartisipasi aktif dalam urusan pembangunan. 

“Hal ini perlu menjadi perhatian serius. Tentu dengan mengedepankan nilai persatuan dan kesatuan di tanah Dayak,” ujarnya. 

Di lain hal, persoalan lainnya adalah keterlibatan putra-putri daerah menjadi prajurit TNI. “Kita dayak ini memprihatinkan. Mengapa, Dayak di seluruh dunia, Dayak yang berpangkat kolonel hanya enam orang. Kita belum ada jenderal, sedangkan kita punya SDM yang bisa diandalkan,” pungkasnya. 

Terkait hal ini, politisi PDI Perjuangan ini meminta agar masyarakat Dayak harus mengantisapinya dengan menyiapkan secara baik sumber daya kita. 

“Kita harus kembali merefleksikan gerak perjuangan kita ke depan. Kita harus punya mimpi untuk menjadi pemimpin, maka hal yang perlu disiapkan adalah sumber daya kita yang harus memadai agar dapat diandalkan,” katanya. 

Menurutnya, kesadaran kolektif dalam ranah politik harus dibangun. Hal yang paling sederhana menurut dia adalah sejauh mana masyarakat Dayak memperhatikan para kader dan politisi dalam kontestasi Pileg dan pilkada. 

“Bukan soal rasis, tapi soal kesadaran, seberapa jauh kita memiliki tanggungh jawab moral dalam pembangunan, sedangkan kita tidak memiliki sikap untuk memenangkan kader asli Dayak. Saya ingin mengajak kita untuk memiliki kepekaan itu supaya orang yang kita pilih memiliki kepedulian untuk membangun tanah Dayak. Kita harus gunakan seluruh potensi alam dan sumber daya manusia yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Bukan untuk orang lain, kalau kita memiliki kesadaran penuh, maka kita juga memiliki semangat yang sama untuk terlibat penuh dalam pembangunan di tanah Dayak,” tegasnya. 

Baca Hasto: Calon Menpan-RB Sudah Dibahas Bu Mega & Pak Jokowi

Menyongsong IKN dan Persoalan Stunting

Lebih lanjut, Krisantus mengimbau masyarakat Dayak untuk mengantisipasi ibu kota Negara yang baru dengan mempersiapkan sumber daya manusia agar tidak jadi penonton. 

“Sekarang kita akan menyambut IKN yang baru, maka kita pelu membangun kesadaran bersama untuk menjaga dan berkontribusi nyata. Jangan sampai kalah dan jadi penonton karena tidak memiliki sumber daya yang mumpuni,” ungkapnya. 

Dikatakannya, persoalan SDM yang menentukan adalah tidak hanya pada masalah pendidikan, akan tetapi masalah gizi dalam keluarga. Dirinya berpesan agar peningkatan mutu gizi keluara turut diperhatikan agar menjawabi kualitas dan kebutuhan SDM.

“Persoalan kurang gizi atau stunting perlu kita benahi, hal ini bisa dimulai dari peningkatan mutu gizi keluarga, manfaatkan pangan lokal sebaik mungkin untuk peningkatan mutu dan kualitas gizi dalam kelarga sehingga berdampak pada kualitas SDM kita,” tutupnya.

 

Kontributor: yogen sogen

Quote