Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, mengingatkan pemerintah dan pengelola bandara untuk segera mengantisipasi lonjakan pergerakan penumpang di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta), Cengkareng, Kota Tangerang.
Menurutnya, jika tidak segera ditangani, kondisi padat di bandara tersebut bisa menjadi beban besar dalam beberapa tahun mendatang.
“Bandara ini kan jendela kita kepada dunia luar. Jadi kalau tertib di bandara ini, baiklah nama bangsa ini. Tapi kalau tidak tertib, itu juga menyangkut nama baik negara kita di mata internasional,” kata Lasarus saat melakukan Kunjungan Spesifik (Kunspek) Komisi V DPR RI ke Bandara Soekarno Hatta, Jumat (11/7/2025).
Politisi Fraksi PDI Perjuangan itu mengungkapkan bahwa saat ini jumlah pergerakan penumpang di Bandara Soetta telah mencapai 94 juta per tahun, meningkat lebih dari tiga persen dibandingkan masa sebelum pandemi COVID-19.
Ia memproyeksikan, dalam lima tahun mendatang, angka ini bisa meningkat lebih dari 10 persen, dan menyebabkan kapasitas bandara menjadi jenuh.
“Sekarang sudah terasa crowded. Kami akan usulkan, kalau memungkinkan secara lahan, perluasan area terminal harus segera dipikirkan. Ini tanggung jawab Angkasa Pura dan juga Ditjen Udara,” tegas Lasarus.
Ia juga menyoroti minimnya bandara internasional aktif di kawasan Jabodetabek.
Menurutnya, Jakarta seharusnya memiliki dua hingga tiga bandara internasional aktif, bukan hanya mengandalkan Soekarno Hatta.
“Halim memang ada, tapi itu terbatas karena sifatnya militer. Praktis kita hanya andalkan (bandara) Soekarno Hatta,” jelasnya.
Sebagai solusi jangka menengah, Lasarus menyarankan agar Bandara Internasional Kertajati di Jawa Barat dioptimalkan untuk menampung arus penumpang dari kawasan timur Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
“Untuk Umrah saja misalnya, cukup lewat Kertajati. Apa yang kurang di sana nanti kita diskusikan dengan Ditjen Udara supaya segera diperbaiki,” ungkapnya.
Adapun untuk jangka pendek, ia meminta adanya penataan ulang sirkulasi penumpang di Bandara Soetta guna meningkatkan ketertiban dan kenyamanan operasional. Menurutnya, manajemen bandara yang baik bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga menyangkut citra dan reputasi bangsa di mata dunia.
“Bandara ini mencerminkan wajah bangsa. Jadi wajib hukumnya untuk kita tata dengan baik. Saat ini masih cukup, tapi kalau kita terlambat antisipasi, ini akan jadi beban besar di kemudian hari,” pungkasnya.