Sultra, Gesuri.id - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua mengatakan museum merupakan identitas sebuah daerah yang menggambarkan kultur, seni dan budaya, serta seluruh eksitensi yang terkandung di dalamnya.
Baca Perombakan Kabinet Hari Ini? Reshuffle Itu Urusan Para Dewa
Itu diingatkannya terkait kondisi Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Museum dan Taman Budaya Sulawesi Tenggara (Sultra) dinilai sudah sangat memprihatinkan.
Museum yang menyimpan ribuan benda-benda bersejarah itu kini sudah tak terawat dengan baik.
Untuk itu, ia sangat berharap kepada pemerintah daerah khususnya Anggota DPRD Provinsi Sultra agar merevisi status museum agar menjadi sebuah lembaga atau badan, tidak lagi berstatus UPTD.
UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra. (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)
“Sayangnya museum di daerah kita ini masih seperti ini yang membuat saya tidak bisa berkata-kata lagi. Saya lihat dari luar bangunanya sudah tua tua lagi,” katanya, Rabu (23/3).
Sehingga, Hugua meminta agar museum tersebut segera diberikan nama, agar tidak hanya disebut sebagai museum belaka.
“Tolong Museum ini dikasih nama, masa ada Museum tidak ada namanya, hanya Museum. Jadi ini menjadi atensi penting agar identitas Sultra terlihat jelas. Karena disitu bisa menjadi sumber PAD, sumber edukasi serta promosi bagi daerah,” jelas Hugua.
Selain itu, lanjut Hugua, semua koleksi bersejarah atau benda berharga yang nilainya triliunan rupiah itu tidak menjamin eksistensi yang luar biasa.
"Bayangkan saja, kemarin kita masuk gila parahnya. Sumber daya manusia yang tidak cukup serta pelayanan yang buruk, kemudian bangunanya reot, bocor kiri kanan. Saya miris melihat bangunan itu,” tutur Hugua.
Baca: Andreas Hugo: Pawang Hujan Sirkuit Mandalika, Kearifan Lokal
Ia menambahkan jika Museum dikelola dengan benar maka dapat mempresentasikan kearifan lokal dan menjadi sumber Pendapat Asli Daerah (PAD), sumber edukasi dan eduwisata.
"Coba lihat di Eropa yang paling hebat itu termasuk di Mesir karena itu mereka rawat sebab disana tidak hanya sebagai identitas tapi juga sekaligus pendapatan asli daerah,” ucap Hugua.
Untuk itu, pungkasnya, ketika masyarakat datang bisa mengenal leluhurnya dan budayanya, yang pastinya akan ada banyak hal yang mereka bisa mereka temukan di dalamnya.