Jakarta, Gesuri.id – Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) asal Provinsi Jawa Tengah, Dr. H. Musthofa, menggelar kegiatan Penyerapan Aspirasi Masyarakat (ASMAS) MPR RI di Kudus, Senin (5/5).
Kegiatan dilaksanakan di Rumah Aspirasi H. Musthofa yang terletak di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Acara ini merupakan bagian dari upaya MPR RI dalam menjaring masukan langsung dari masyarakat.
ASMAS MPR RI kali ini terbagi dalam dua sesi. Sesi pertama dimulai pukul 10.30 WIB dengan peserta sebanyak 150 warga masyarakat umum.
Baca: Ganjar Pastikan PDI Perjuangan Siap Upgrade Kurpol Perempuan
Sesi kedua dilanjutkan pada pukul 16.00 WIB, diikuti oleh 150 peserta yang merupakan para guru di wilayah Kudus, termasuk guru PAUD formal maupun non-formal.
Dalam sambutannya, Musthofa menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari tugas konstitusional MPR dalam menyerap aspirasi rakyat untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan negara.
Ia menekankan bahwa MPR memiliki fungsi yang lebih luas dari sekadar pelantikan presiden atau amandemen UUD, tetapi juga sebagai representasi lembaga negara yang menyambungkan suara rakyat ke tingkat nasional.
“Forum ini menjadi ruang terbuka bagi masyarakat dan tenaga pendidik untuk menyampaikan gagasan, unek-unek, bahkan kritik terhadap situasi kebangsaan saat ini,” ujarnya.
“Kami hadir untuk mendengar langsung dari masyarakat bawah, agar suara rakyat bisa benar-benar tersampaikan ke pusat,” tambahnya.
Dalam sesi pertama bersama warga masyarakat umum, Musthofa lebih menekankan pentingnya kesadaran kebangsaan dan penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga mendorong warga untuk tidak takut terlibat dalam politik praktis sebagai bagian dari partisipasi aktif dalam demokrasi.
“Politik itu bukan sesuatu yang harus dihindari. Justru kita harus hadir di dalamnya agar arah bangsa tidak dikuasai oleh segelintir orang,” tegas Musthofa.
Sementara itu, pada sesi kedua yang didominasi oleh para guru dan pendidik, Musthofa lebih menyoroti peran strategis pendidikan dalam membentuk karakter generasi bangsa. Ia mengajak para guru untuk menjadi agen penanaman nilai-nilai kebangsaan sejak usia dini, mulai dari lingkungan sekolah hingga keluarga.
Salah satu aspirasi yang mencuat dari para guru adalah permintaan agar guru PAUD non-formal mendapatkan tunjangan yang setara dengan guru PAUD formal, mengingat peran mereka yang juga penting dalam pendidikan anak usia dini.
“Kita titipkan kepada para pendidik agar nilai-nilai Pancasila ditanamkan mulai dari pendidikan dasar, bahkan dari lingkungan keluarga,” ucap Musthofa saat berdialog dengan para guru.
Baca: Ganjar Ingatkan Presiden Prabowo Segera Ambil Alih Kendali
Ia mengingatkan bahwa di era media sosial saat ini, batas antara ruang pribadi dan publik menjadi kabur, sehingga nilai-nilai etika dan norma sosial harus terus dikuatkan.
Kegiatan berlangsung dalam suasana interaktif dan terbuka, dengan banyak warga maupun guru menyampaikan langsung keluhan, ide, dan harapan mereka kepada Musthofa.
Sebagai penutup, Musthofa menyampaikan pesan agar masyarakat tidak ragu untuk terlibat dalam dunia politik demi menjaga arah kebijakan bangsa.
“Jangan takut terjun dalam politik praktis. Justru dengan ikut aktif, kita bisa mengawal kebijakan, menjaga nilai-nilai bangsa, dan memastikan aspirasi rakyat tidak hanya berhenti di ruang diskusi,” pungkas Musthofa.