Ikuti Kami

Pemkab Jember Miliki Enam Inovasi Wujudkan Kota Cerdas

"Smart governance", "smart branding", "smart economy", "smart living", "smart society", dan "smart environment".

Pemkab Jember Miliki Enam Inovasi Wujudkan Kota Cerdas
Bupati Jember Faida.

Jember, Gesuri.id - Pemerintah Kabupaten Jember memiliki enam inovasi untuk mewujudkan kota cerdas, yakni inovasi dalam "smart governance", "smart branding", "smart economy", "smart living", "smart society", dan "smart environment".

"Ada enam inovasi terpilih yang diutamakan bagi Kabupaten Jember untuk diimplementasikan dalam 'smart city'," kata Bupati Jember Faida usai menghadiri sosialisasi dan bimbingan teknis pelaksanaan gerakan menuju "100 Smart City" tahap keempat di Pendapa Wahyawibawagraha Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (15/10).

Baca: Korban Gempa Bumi Sulteng Pulang Kampung ke Jember

Persiapan untuk menuju "Jember Smart City" sudah masuk tahap akhir yang ditandai dengan sosialisasi dan bimbingan teknis dengan dihadiri Bupati Jember. Pada kesempatan itu, ia memberikan paparan secara langsung kepada seluruh pejabat organisasi perangkat daerah yang terlibat dalam program tersebut.

Dia menjelaskan bimbingan teknis itu salah satu kunci keberhasilan kota cerdas. Bimbingan teknis itu dilaksanakan sebagai usaha mendasar Pemkab Jember membuat percepatan pembangunan.

"Semua program yang dibuat bersama dalam 'smart city' bertujuan agar kehidupan di Jember baik di bidang pemerintahan maupun kehidupan masyarakat menjadi lebih mudah dan menjadi lebih ringkas, sehingga program itu ujunganya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Sebanyak enam inovasi yang dipilih Jember itu, memiliki target penuntasan berbeda karena satu program tuntas pada 2018 dan program berikutnya akan berlanjut pada 2019 hingga 2020.

"Dari tiga bimbingan teknis sebelumnya, telah mengerucut pada salah satu inovasi tersebut, yakni 'smart government'. Dalam 'smart government' itu muncul ide 'Sijiae' yang merupakan kepanjangan dari 'Sistem informasi perizinan dalam jaringan' (online)," katanya.

Baca: Ganjar: "Smart Province" Butuh Dukungan Kabupaten/Kota

Sistem tersebut mengelola layanan perizinan di Kabupaten Jember. Masyarakat bisa mendaftar secara daring dan juga mengontrol pendaftaran perizinan yang diajukannya melalui program "Sijiae".

"Meskipun tidak bertemu orangnya, teknologi informasi tidak membatasi komunikasi tanya jawab antara pemohon izin dan pihak yang memproses izin," ucap bupati perempuan pertama di Jember itu.

Kota cerdas, kata dia, dapat juga digunakan dalam sistem pertanian dan peternakan untuk membantu petani mengklasifikasi data tanaman dan ternak, sehingga salah satu manfaatnya memudahkan Pemkab Jember memberikan bantuan.

"Pertanian yang modern perlu diukur dengan basis data dan perlu didukung dengan pengelolaan informasi melalui 'smart technology', yang diberi nama 'smart farmer' pada bidang 'smart economy'," katanya.

Ia mengatakan pada "smart living", muncul inovasi "Jember City Center" yang fokus kepada anak dan ibu. Sistem itu mendata ibu hamil sehingga bisa dipantau perkembangannya sampai bersalin.

"Sistem itu juga akan dikembangkan dengan menangani seluruh prosedur gawat darurat yang terjadi di Jember. 'Jember City Center' menjadi pilihan inovasi karena persoalan di Jawa Timur, khususnya Kabupaten Jember, yakni angka kematian ibu dan bayi paling tinggi," ujarnya.

Sejauh ini, angka kematian anak sudah ada penurunan signifikan, namun untuk penurunan kematian ibu masih perlu upaya dalam program kota cerdas. Inovasi itu memakai aplikasi pada android sebagai pengirim sinyal kepada bidan atau perangkat setempat, jika ada ibu hamil berisiko tinggi.

"Smart living", ujarnya, salah satu prioritas yang dikembangkan pemkab setempat karena menyangkut masalah jiwa, sedangkan pada "smart society" yang dikembangkan inovasi Jember ramah difabel dan duafa.

Baca: Hendi: Smart City Harus Kedepankan Pelayanan

Teknologi dalam inovasi itu memperbaiki basis data di Kabupaten Jember. Sistem itu melakukan pendataan dan validasi data para difabel, duafa, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

"Saya berpesan untuk aplikasi yang itu, jangan sampai ada satu pun penyandang masalah kesejahteraan sosial yang terlewati, agar akses mereka untuk mendapatkan bantuan tersalurkan dengan target sebagian dari penyandang PMKS dapat menjadi PMKS mandiri secara ekonomi dan sosial," katanya.

Tentang "smart branding" yakni inovasi yang mengandalkan anak muda milennial, sehingga diharapkan dapat digunakan bersama masyarakat untuk mempromosikan wisata, produk lokal, dan seluruh potensi di Kabupaten Jember.

Terkait dengan kota cerdas, lanjutnya, aparat kecamatan dan desa dapat menjadi penyambung masyarakat awam atau masyarakat yang memerlukan bantuan dalam menggunakan sistem layanan daring.

"Intinya 'smart city' itu adalah untuk memudahkan. Tidak harus penggunanya secara langsung tetapi yang membantu bisa juga yang menggunakan 'smart city'," ujarnya.

Ketua Tim Pendamping Smart City Jember Dana Indra menjelaskan perjalanan bimbingan teknis di Kabupaten Jember, yakni bimtek pertama menghasilkan strategi Kabupaten Jember, bimtek kedua mengidentifikasi program kerja dan program prioritasnya, bimtek ketiga lebih pada program kerja sampai pada rencana aksinya untuk membuat suatu peta jalan terhadap rencana induk dan menyelesaikan program dalam satu tahun.

Baca: Pemkab Jember Kirim Tim Kesehatan ke Sulteng

Dalam bimtek, Kabupaten Jember sudah mengidentifikasi program yang akan diselesaikan dalam waktu setahun.

"Pada bimtek keempat, kembali dicek program yang dapat selesai dalam setahun dan 'masterplan-nya' harus dijalankan. Program diselaraskan dengan anggaran dan RPJMD di masing-masing dinas, sehingga pelaksanaan 'smart city' dikembalikan pada komitmen pemerintah daerah," katanya.

Setelah dilakukan sosialisasi dan bimtek, ditindaklanjuti penandatanganan komitmen bersama antara Bupati Jember Faida dengan seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah untuk mewujudkan "Jember Smart City".

Quote