Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS, menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap merosotnya kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dalam momentum peringatan Hari Kelautan Nasional.
"Di 2014 kontribusinya 2,2%, sekarang justru turun jadi 2,03%! Ini ironi besar mengingat Indonesia negara maritim!" kata Prof. Rokhmin Dahuri, dikutip pada Jumat (4/7/2025).
Meskipun sektor kelautan dan perikanan mencatat sejumlah capaian seperti kinerja ekspor dan keterlibatan aktif Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di forum internasional, Prof. Rokhmin menilai pengelolaan sektor ini masih jauh dari optimal. Ia menyoroti perikanan tangkap, budidaya, serta hilirisasi industri sebagai sektor yang perlu mendapat perhatian lebih.
"Ada yang salah! Industri pengolahan kita lemah. Hilirisasi mandek," kritik Rektor UMMI Bogor tersebut, mengacu pada fakta bahwa Indonesia adalah produsen ikan terbesar kedua di dunia, namun hanya menempati posisi ke-10 dalam ekspor perikanan global.
Ia juga menyalakan alarm terhadap rendahnya pemanfaatan potensi budidaya perikanan Indonesia, yang baru mencapai 19% dari kapasitas total. “Masih something wrong. Ini potensi emas yang justru diabaikan!" ujarnya.
Sebagai mantan Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2001–2004, Prof. Rokhmin menekankan pentingnya mendorong pembangunan ekonomi biru sebagai fondasi bagi kemajuan bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Ia juga mendorong inovasi dalam pemanfaatan biota laut sebagai bahan dasar farmasi, kosmetik, biofuel, dan bioplastik yang kini telah mulai berkembang di daerah seperti Surabaya dan Lombok.
"Lima tahun terakhir sudah terbukti rumput laut bisa jadi plastik ramah lingkungan. Tapi kenapa tak didorong masif?" ungkapnya.
Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu turut memberi catatan penting bahwa meskipun produksi meningkat dan Indonesia kian diperhitungkan di forum internasional, kondisi nelayan dan masyarakat pesisir masih belum membaik secara signifikan.
"Ekonomi biru bukan sekadar jargon. Ini soal martabat bangsa. Kalau tidak segera dibenahi, laut kita akan terus jadi ladang emas yang hanya menguntungkan korporasi besar, bukan rakyatnya sendiri," tegas Guru Besar bidang Kelautan dan Perikanan IPB University tersebut.
"Selamat Hari Kelautan Nasional. Semoga bangsa ini bisa segera maju dan makmur melalui pembangunan blue economy atau ekonomi biru dan seluruh nelayan, pembudidaya ikan, masyarakat pesisir dan masyarakat kelautan lainnya akan hidup lebih sejahtera secara berkelanjutan," pungkasnya.