Jakarta, Gesuri.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo memimpin acara Pengukuhan Pengurus Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Hotel Borobudur, Jakarta, yang dihadiri para kepala daerah (gubernur) seluruh Indonesia, Senin (2/7).
Dalam acara tersebut, Tjahjo mengeluarkan guyonan yakni menggoda Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Komjen Pol Iriawan maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Jabar selanjutnya.
Baca: Tjahjo: Pengangkatan Iriawan Lewati Serangkaian Analisis
Awalnya candaan itu saat Tjahjo melihat posisi duduk Iriawan yang duduk persis disamping Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. Mungkin karena keduanya merupakan Jenderal dari institusi kepolisian, dan saat ini mereka menjalankan peran sebagai gubernur, akhirnya Tjahjo berkelakar meminta Iriawan juga mengikuti jejak seniornya.
"Seniornya Gubernur Bali, Pak Made Mangku mampu mengkader dua orang jadi. Satu di Maluku, yang ini (Iriawan) entah lima tahun lagi mau maju Gubernur atau tidak," ucap Tjahjo sambil tertawa diikuti peserta APPS yang juga tertawa dengan guyonan Tjahjo. Nampak pula Iriawan tertawa saat mendengar guyonan Tjahjo itu.
Di sela acara, Iriawan juga sempat mengomentari candaan Tjahjo tersebut. Dia mengaku belum ada niat untuk maju sebagai calon gubernur Jabar lima tahun ke depan. Iriawan hanya mengatakan ingin fokus menjadi Pejabat Gubernur yang dipercayakan kepadanya hingga Pilkada 2018 usai.
"Ya tidak lah (maju sebagai cagub Jabar). Kan ini Penjabat Sementara. Tidak ada, karier saya di Kepolisian. Ini kan perintah kepada saya untuk menjalankan maksimal," tutur Iriawan.
"Alhamdulillah, semua kita kerja ikhlas agar Pilkada lancar semua," sambungnya.
Diketahui, Iriawan diangkat sebagai Penjabat Gubernur Jawa Barat menggantikan Ahmad Heryawan yang telah habis masa jabatannya. Pengangkatan Iriawan merujuk dari Keputusan Presiden 106/P/tahun 2018 yang dikeluarkan pada 8 Juni lalu.
Baca: Presiden: Pelantikan Iriawan Sesuai Prosedur
Pengangkatan Iriawan sempat menuai pro kontra bagi sejumlah pihak, khususnya akademisi serta partai oposisi pemerintah. Mereka menilai polisi tidak dapat menduduki jabatan sipil seperti gubernur kecuali jika mengundurkan diri dari institusinya.
Sementara pihak oposisi pemerintah menduga penempatan Iriawan di Jawa Barat untuk mengamankan suara paslon cagub-cawagub tertentu dalam Pilkada 2018. Dan terbukti kepemimpinan Iriawan di Jabar, keamanan serta netralitas terjaga dengan baik.