Ikuti Kami

Tidak Tepat Membandingkan Ekonomi Era SBY Dengan Jokowi!

Simson: Bukan murni dari keberhasilan pemerintahan SBY di dalam mengendalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat itu.

Tidak Tepat Membandingkan Ekonomi Era SBY Dengan Jokowi!
Aktivis Senior Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), organisasi sayap PDI Perjuangan, Simson Simanjuntak.

Jakarta, Gesuri.id - Aktivis Senior Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), organisasi sayap PDI Perjuangan, Simson Simanjuntak menanggapi Partai Demokrat yang kembali membuat pernyataan yang menimbulkan kegaduhan dari salah satu Putra SBY yang juga petinggi Partai Demokrat ,Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.

Ibas menyatakan, selama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 10 tahun, ekonomi kita 'meroket', APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga. Melalui pernyataan Ibas itu, Partai Demokrat seolah mencoba membandingkan perekonomian Indonesia era Presiden Joko Widodo dengan SBY.

Baca: Buruknya Ekonomi di Era SBY Jadi Beban Jokowi

Simson menegaskan, benar bahwa saat periode SBY, pertumbuhan ekonomi memang lebih tinggi dari saat ini. 

"Namun hal tersebut dinilai karena berkah meningkatnya harga komoditas global, dan bukan murni dari keberhasilan pemerintahan SBY di dalam mengendalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat itu," ujar Simson. 

Memang, lanjut Simson, harus diakui bahwa sepanjang tahu lalu, perekonomian Indonesia mengalami kondisi yang cukup sulit akibat faktor global. Defisit perdagangan tercatat yang terparah dalam sejarah. Tak hanya itu, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) juga melebar di atas 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sedangkan di zaman SBY terjadi commodity boom, yang menyebabkan ekspor membaik, merambat ke sektor lain karena pendapatan juga naik. Hal itu berdampak terhadap kenaikan konsumsi rumah tangga.

"Sementara di era Jokowi nilai tukar rupiah pada tahun lalu saja sempat mencapai level Rp 15.000 per dolar AS, meski hanya berlangsung selama beberapa menit di pasar spot," ujar Simson. 

Belum lagi, sambung Simson, sejumlah harga komoditas anjlok akibat adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Selain itu, ketidakpastian kebijakan Presiden AS Donald Trump juga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dunia mengalami perlambatan. 

"Dan kini diperparah lagi dengan musibah pandemi Virus Covid 19 yang berakibat terhadap krisis dunia, yang ujung-ujungnya berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Menurut realis BPS pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal ke II tahun 2020 terkontraksi hingga minus 5,32 %," ujar Simson. 

Tak sampai di sana, lanjut Simson, kini pemerintah juga harus memutar otak membuat ekonomi Indonesia stabil di tengah perlambatan ekonomi global dan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Situasi global tak pernah bisa diekspektasi, karena selalu berbeda tiap tahunnya, termasuk adanya musibah pendemi Covid 19 yang datang tanpa ada yang memperkirakannya sebelumnya.

"Semua pemerintahan baru tanpa kecuali pasti mewarisi utang pemerintahan sebelum nya. Bedanya, ada yang bisa mengelolanya hingga produktif pada pertumbuhan ekonomi, melunasi utang pada IMF, menurunkan rasio utang pada PDB dan pembangunan infrastruktur" ujar Simson. 

Simson melanjutkan, dari keterbatasan fisikal akibat beratnya beban subsidi pemerintah terhadap BBM dan kondisi hutang luar negri sepeninggalan pemerintahan SBY, Jokowi masih mampu melakukan terobosan pembangunan infrastruktur di segala bidang. Hal itu pada pemerintahan sebelumnya nyaris tak mampu dikerjakan.

Baca: Kinerja Ekonomi Jokowi Makin Dipercaya Dunia

Perkembangan infrastruktur Indonesia saat ini bisa dibilang sangat cepat. Bukan lagi hanya ibukota dan kota besar, kini daerah terdepan pun juga merasakan dampak dari pembangunan ini. Itu semua memang tidak terlepas dari usaha Presiden Jokowi dalam memenuhi janjinya pada rakyat untuk memajukan dan memeratakan pembangunan.

"Lalu coba kita tanya, apa hasil konkrit dan nyata yang bisa dirasakan rakyat dari 10 tahun pemerintahan SBY buah dari pertumbuhan ekonomi yang katanya meroket itu? " ujar Simson. 

Simson mengungkapkan, semua kita juga bisa melihat dan merasakan sendiri kok bahwa 10 tahun pemerintahan SBY cuma meninggalkan banyak proyek mangkrak yang menjadi beban pemerintah Presiden Joko Widodo.

Jadi, sambung aktivis 1998 itu, membandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di zaman SBY dengan jaman pemerintahan Jokowi sangat tidak Apple to Apple. 

"Yang pantas dibandingkan itu harusnya adalah hasil kerja nyatanya, terutama hasil pembangunan yang nyata bisa dilihat dan dirasakan langsung oleh rakyat," pungkas Simson.

Quote