Ikuti Kami

Tim Ekonomi Jokowi Harus Hitung Ulang Pertumbuhan 2019

Harus menemukan kompensasi atas kecenderungan turunnya pertumbuhan ekonomi di 2019.

Tim Ekonomi Jokowi Harus Hitung Ulang Pertumbuhan 2019
Tim ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi XI DPR Fraksi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari meminta agar tim ekonomi mengkalkulasi ulang angka pertumbuhan ekonomi 2019 yang ditargetkan sebesar 5,2%. 

"Jadi saya setuju ada kalkulasi ulang soal target pertumbuhan ekonomi. Walaupun prediksi saya tidak sedratis ramalan Rizal Ramli, " papar Eva, Jakarta, seperti dikabarkan inilahkoran.com, Rabu (21/8).

Untuk itu, Eva mendesak tim ekonomi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menemukan kompensasi atas kecenderungan turunnya pertumbuhan ekonomi di 2019. Tak hanya itu, tim ekonomi Kabinet Kerja diharapkan berani melakukan terobosan kebijakan dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global.

"Jadi apakah pertarungan Indonesia mampu mencapai terobosan dari situasi ekonomi global yang tidak kondusif saat ini. Biasnya kalau dalam situasi ekonomi resesi ini, piihanya harus mengandalkan domestik ekonomi," ujar Eva.

Eva mengaku sudah mengingatkan pemerintah agar dapat menggenjot pendapatan sejumlah sektor untuk mengantisipasi situasi ekonomi global yang tidak kondusif ini. 

"Saya sudah bicara ke pihak terkait, genjot itu pariwisata, pertanian harus di beri insentif karena walaupun resesi orang tidak berhenti makan. Tetapi bisa dengan cara mengurangi pembelian manufaktur," papar Eva.

Dia menilai, situasi ekonomi global yang tidak kondusif menjadi tantangan RI. Telah terjadi fenomena global yang menyebabkan pelambatan ekonomi di negara- negara besar.

"Dimulai dari Amerika Serikat yang dampak insentif, dari pajaknya (Presiden AS Donald) Trump juga tidak efektif, lalu juga di Cina terjadi pelambatan dan ini makin terverifikasi ketika target pertumbuhan economic Singapura dari 1 menjadi nol," imbuh Eva.

Dengan demikian, Eva melanjutkan, pelambatan ekonomi dua negara besar yakni China dan Amerika Serikat (AS), bakal memberikan dampak siginifikan kepada Indonesia. "Saya yakin ekonomi Cina melambat, maka komoditi Indonesia juga menurun. Belum lagi Amerika Serikat pasti juga akan mengurangi pembelian (Komoditi) dari Indonesia," ungkap Eva.

Sebelumnya, Begawan Ekonomi Rizal Ramli memprediksi ekonomi Indonesia bakal nyungsep tahun ini. Rizal memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 cuma sebesar 4,5%. "Kami ingin mengatakan bahwa tahun ini ekonomi Indonesia akan makin nyungsep, pertumbuhan ekonominya paling hanya 4,5%," kata mantan Menko Kemaritiman ini.

Masih kata mantan Menko Ekuin era Presiden Gus Dur ini, target pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,2%, sulit teralisasi. "Pemerintah awal tahun mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal 5,2% tapi data terakhir 5,0%. Dugaan kami anjlok terus jadi 4,5%. Kemudian indikator makro menunjukkan kecenderungan makin merosot," paparnya.

Quote