Ikuti Kami

Timbul: Udang Vaname Tembus Pasar AS, Jepang, Cina

“Dan menjadi pengungkit peningkatan pendapatan pembudidaya kecil sebesar 50-300%”.

Timbul: Udang Vaname Tembus Pasar AS, Jepang, Cina
Politisi PDI Perjuangan yang juga Plt Bupati Timbul Prihanjoko mengatakan udang Vaname merupakan komoditas budidaya perikanan yang memberikan nilai ekonomi cukup tinggi dengan pangsa pasar luas dan segmen pasar yang fleksibel. 

Probolinggo, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan yang juga Plt Bupati Probolinggo Timbul Prihanjoko mengatakan udang Vaname merupakan komoditas budidaya perikanan yang memberikan nilai ekonomi cukup tinggi dengan pangsa pasar luas dan segmen pasar yang fleksibel. 

Baca: REPDEM Tangsel Siap Pasang Badan Untuk Pemfitnah Megawati

Ia mencatat pada tahun 2020, ekspor udang Vaname dari Provinsi Jawa Timur hanya mampu memenuhi kebutuhan impor negara Amerika, Jepang dan Cina.

Kader PDI Perjuangan ini menjelaskan, mayoritas produksi udang Vaname dari Kabupaten Probolinggo dikirim untuk memenuhi kebutuhan ekspor di luar negeri. Dengan potensi ekonomi yang sangat besar, sehingga menjadi peluang usaha yang sangat menarik.

“Dan menjadi pengungkit peningkatan pendapatan pembudidaya kecil sebesar 50-300%,” kata Plt Bupati Timbul Prihanjoko, Jumat (8/10).

Inovasi budidaya udang Vaname skala rumahan dipresentasikan Plt Bupati Timbul Prihanjoko secara daring, Kamis (7/10) dalam ajang Kompetisi Inovasi Layanan Publik (Kovablik) Provinsi Jatim 2021. Inovasi dimaksud bertajuk: BUMI KRAKSAN, singkatan dari Budidaya Udang vannaMeI Kolam bundaR menggunAKan raS di media Air laut buatAN.

Teknologi budidaya dirancang sederhana sehingga mudah diadopsi oleh masyarakat. Agar bisa diterapkan dalam skala rumah tangga dengan memanfaatkan lahan terbatas. Inovasi juga didesain agar bisa diterapkan oleh warga yang tinggal jauh dari pantai karena menggunakan air laut buatan.

Baca: Partai Demokrat Harus Bertobat, SBY Lakukan Kecurangan Masif

“BUMI KRAKSAAN ini memiliki keunikan dan kebaharuan. Yaitu produktivitas 2-3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya sistem konvensional. Untuk biaya investasi dan operasional terjangkau sebesar Rp 20.750.000 untuk 2 unit kolam,” terang Plt Bupati Timbul.

Lebih lanjut Plt Bupati Timbul menambahkan, ada tiga prinsip inovasi yang dilakukan. Pertama menggunakan air laut buatan yaitu dengan mencampur 125 liter air tawar, 1 kilogram garam krosok dan 2 liter air bittern atau air sisa dalam pembuatan garam yang mengandung banyak mineral. Dilansir dari pdiperjuanganjatim.
 

Quote