Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi XIII DPR RI Yasonna Laoly mengingatkan soal proyek penulisan ulang sejarah RI yang digagas Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Mantan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) itu mengingatkan sejarah tragedi berdarah pada 1965 silam. Menurutnya, peristiwa 1965 yang berkembang selama ini banyak bertentangan dengan hasil penelitian terbaru.
BaCa: Ganjar Ungkap Hal Ini Akan Usulan Solo Jadi Kota Istimewa
"Pasca Orde Baru kan banyak temuan yang, apa ya banyak temuan, baik dari data yang dirilis di Amerika kan semua bertentangan dengan apa yang terjadi, yang sejarah selama ini tentang G30 SPKI," kata Yasonna di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (20/5).
Yasonna mengaku tak mengkhawatirkan posisi Presiden pertama RI Sukarno dalam narasi sejarah tersebut. Terlebih setelah namanya dipulihkan lewat putusan MPR dan tak terbukti di balik tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Namun, dia mewanti-wanti bagian lain. Yasonna terutama mengingatkan agar penulis bisa lebih terbuka, sebab sejarah kerap kali bernuansa politis.
BaCa: Hadir di Pengadilan Tipikor, Ganjar Suntik Semangat ke Hasto
"Sehingga buat FGD-FGD lihat dulu, dengar dulu. Ya kan? Bahwa para ahli sejarah punya kompetensi, oke. Tapi kan sejarah kadang-kadang ada unsur politiknya," kata Yasonna.
"Dan kalau dia bilang he is story, bukan our story, kadang-kadang," imbuhnya.