Ikuti Kami

Andreas Hugo: PDI Perjuangan Juara Pemilu 2024 Meski Digoyang dan Dikhianati Kader Utamanya, Soliditas-Militansi Kader Tak Goyah

Soliditas dan militansi yang tinggi dari kader-kadernya membuat partai tetap keluar sebagai juara dan mempertahankan kursi Ketua DPR.

Andreas Hugo: PDI Perjuangan Juara Pemilu 2024 Meski Digoyang dan Dikhianati Kader Utamanya, Soliditas-Militansi Kader Tak Goyah
Politisi senior PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira alias AHP.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi senior PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menegaskan kemenangan PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 membuktikan meskipun partai digoyang dan dikhianati oleh kader utamanya, tetapi soliditas dan militansi kader tidak goyah. 

Andreas melanjutkan soliditas dan militansi yang tinggi dari kader-kadernya membuat partai tetap keluar sebagai juara dan mempertahankan kursi Ketua DPR.

“Kepercayaan ini akan dibalas oleh kader-kader PDI Perjuangan untuk ke depan dengan lebih keras bekerja mengawal bangsa dan negara ini dari ancaman ideologis, ancaman kekuasaan yang koruptif, kolutif dan nepotis,”  ujarnya, kepada Rakyat Merdeka, Minggu (24/3/2024).

Ia juga mengatakan banyak atau sedikitnya kursi yang mewakili PDI Perjuangan di parlemen tidak akan mengendurkan semangatnya untuk mengawal kepentingan wong cilik.

“Sebagai partai pemenang, PDI Perjuangan punya tanggung jawab moral dan politik menjalankan fungsi pengawasan, anggaran dan legislasi di DPR tentunya,” katanya.

Anggota Komisi X DPR ini menjelaskan, kemenangan tiga kali secara beruntun yang diraih PDI Perjuangan menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia masih percaya terhadap kadernya untuk menjadi anggota legislatif.

“Tidak bermaksud menyombongkan diri, tetapi fakta selama masa reformasi ini baru PDI Perjuangan yang empat kali juara pemilu legislatif, tiga kali berturut keluar sebagai pemenang. Ini membuktikan PDI Perjuangan ada di hati rakyat, PDI Perjuangan dipercaya rakyat untuk mengawal Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika sebagai pilar utama kehidupan berbangsa,” jelasnya.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Jakarta, Ujang Komarudin mengatakan, berkurangnya kursi PDI Perjuangan di parlemen tentu membuat kekuatan partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini melemah di parlemen.

“Secara kuantitatif, jumlah kursi akan penting bargaining position-nya. Semakin besar semakin kuat bargaining-nya, begitu pun sebaliknya. Kalau kecil akan mempengaruhi perjuangan partai di parlemen,” nilai Ujang.

Meskipun sampai saat ini belum pasti apakah PDI Perjuangan akan menjadi koalisi pemerintah atau oposisi, Ujang menyarankan agar Banteng mencari teman seperjuangan untuk bertarung di DPR. Sebab, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini memprediksi Pemerintahan Prabowo-Gibran akan punya koalisi ‘gemoy’ di parlemen dengan persentase mencapai 60-70 persen.

“Makanya, PDI Perjuangan harus mencari teman untuk menjadi oposisi di parlemen agar kuat di parlemen. Kalau kecil jumlahnya, maka PDI Perjuangan tidak akan bisa menjadi batu sandungan berarti buat pemerintah,” pungkasnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai penurunan kursi PDI Perjuangan disebabkan tidak mendapat efek ekor jas atas pencalonan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. 

Meski begitu, Agung mengapresiasi kegigihan kader PDI Perjuangan yang tetap berjuang memenangkan Pileg. Namun, dia menilai kemenangan itu tidak akan berdampak besar terhadap partai ketika memilih jalan oposisi.

Agung pun menyarankan PDI Perjuangan mesti intensif membangun relasi dengan masyarakat sipil, kalangan kampus, budayawan, ormas, dan pihak-pihak lain agar mampu mempertahankan eksistensinya. 

“Sehingga keoposisian PDI Perjuangan menjadi substantif yang menghadirkan kebaruan yang relevan dengan aspirasi publik,” ulasnya.

Sumber

Quote