Ikuti Kami

Diksi Jokowi, dari Thanos hingga DILAN

Hasto: Akan ada diksi khusus yang akan dilontarkan oleh Jokowi saat debat.

Diksi Jokowi, dari Thanos hingga DILAN
Capres nomor urut 01, Joko Widodo. (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Satu jam sebelum debat keempat kandidat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Sekretaris tim kampamye nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang juga Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto sempat mengatakan akan ada diksi khusus yang akan dilontarkan oleh Jokowi saat debat.

"Nanti ada beberapa yang mau disampaikan sebagai kata kunci. Seperti dulu Pak Jokowi menyampaikan program Indonesia sebagai poros maritim dunia, revolusi mental, tentu saja nanti juga ada sebuah diksi yang secara khusus diberikan Pak Jokowi," ungkap Hasto di Studio for Jokowi, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3).

Seperti diketahui, debat keempat Pilpres 2019 yang digelar di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3) lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menghadirkan kedua capres yaitu Jokowi dan Prabowo untuk adu gagasan. Adapun tema debat adalah ideologi, pemerintahan, pertahanan dan kemanan, dan hubungan internasional.

Diksi khusus yang disebutkan Hasto pun langsung muncul disegmen pertama debat keempat saat kedua capres memaparkan visi misi mereka sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.

"Di bidang pemerintahan, kita memerlukan pemerintahan DILAN, Digital Melayani," ucap Jokowi di lokasi debat.

'Dilan' lantas menjadi kata pamungkas Jokowi tepat dimenit-menit awal mulainya debat keempat. Akronim 'Dilan' yang diucapkan Jokowi, memang merujuk pada Trilogi Dilan 1990 karya Pidi Baiq yang sekarang ini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat dan digandrungi generasi milenial.

Adapun sistem 'Dilan' ini merupakan salah satu bagian dari reformasi di bidang pelayanan publik lewat elekktronik. Pelayanan, menurut Jokowi, juga dibutuhkan kecepatan.

"Ke depan diperlukan Pemerintahan Dilan, digital melayani. Karena, karena yang namanya pelayanan bukan hanya melayani, tapi kecepatan itu sangat diperlukan sehingga diperlukan yang pertama yang namanya reformasi dalam bidang pelayanan lewat layanan yang berbasis elektronik (seperti) e-government, e-procurement, e-budgeting sangat-sangat diperlukan dalam menyiapkan era digital ke depan," papar Jokowi.

Jokowi seperti sengaja mengeluarkan istilah 'Dilan' saat debat keempat, karena dia paham jika isu pertahanan dan keamanan konvensional merupakan santapan rivalnya, Prabowo Subianto. Maka dia pun memilih bermain di isu yang cukup relevan dengan pemerintahannya selama 4,5 tahun, yaitu digitalisasi pemerintahan.

Diksi-diksi atau jargon-jargon semacam itu bukan baru sekali saja terucap. Hal itu seolah menjadi tipikal Jokowi untuk menggaet pemilih muda yang memiliki suara sekitar 40 persen di Pemilu 2019 ini.

Ketua tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir bahkan menyebutkan jika pidato-pidato capres petahana yang kerap menggunakan analogi dunia perfilam itu sebagai hal yang positif. Apalagi kemampuan Jokowi sebagai Kepala Negara pun telah diakui di dunia internasional, hingga beberapa isi pidatonya pun sering viral.

"Beliau itukan sudah diakui oleh banyak negara figur internasional. Berapa kali beliau bicara di G20 kemarin yang di Bali IMF, bahkan pidato-pidatonya sudah menjadi trending topic dunia. 'Winter is comming', atau yang sebelumnya waktu itu di Vietnam itu mengenai 'Thanos'," kata Erick di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3).

"Dan saya rasa Pak Jokowi selalu membawa hal hal yang up to date lah, bukan yang ketinggalan zaman," imbuhnya.

Total sudah tiga kali Jokowi mengeluarkan diksi-diksi seperti itu. Pertama saat pertemuan World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center di Vietnam dan yang kedua saat pertemuan IMF di Bali. Keduanya merujuk pada soal perekomian dunia.

Thanos Serang Ekonomi Dunia

Analogi soal Thanos, si antagonis dari dunia Marvel dipakai oleh Jokowi saat menghadiri pertemuan World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center di Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9) tahun lalu.

"Thanos ingin memusnahkan setengah populasi karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Thanos ingin menghabisi separuh populasi sehingga sisanya yang bertahan dapat menikmati sumber daya per kapita sebesar dua kali lipatnya. Namun, ada kesalahan mendasar dari asumsi ini," ujar Jokowi.

Dalam film 'Avengers: Infinity War' memang digambarkan ada sosok bernama Thanos yang ingin memusnahkan setengah populasi bumi. Jokowi mengatakan dia dan sesama rekan 'Avengers' lainnya siap untuk mencegah hal tersebut terjadi.

"Namun, yakinlah saya dan rekan Avengers saya siap menghalangi Thanos yang ingin menghapus sebagia populasi dunia," tegasnya.

Dalam pidatonya itu, Presiden RI ini ingin menggambarkan kondisi perekonomian dunia saat ini menuju 'perang tak terbatas' atau 'infinity war'. Lebih khusus, hal itu merujuk pada perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina tidak bisa dihindari. 

Thanos, kata Jokowi, bukanlah individu namun ada di setiap diri setiap orang yang kerap kali memiliki persepsi yang salah bahwa untuk meningkatkan pendapatan berarti harus mengurangi pendapatan pihak lain. 

Sedangkan anggota Avengers adalah Jokowi sendiri bersama para pemimpin negara-negara dunia termasuk ASEAN yang dia sebut memiliki sumber daya yang tak terbatas.

Game of Thrones dan Perekonomian Dunia

Tak hanya Thanos, Jokowi juga mendadak berubah menjadi Ned Stark yang kerap mengucapkan kalimat 'winter is coming' saat membuka Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali. 

Adapun Ned Stark adalah tokoh rekaan yang ada di serial televisi 'Game of Thrones' (GoT). Sebuah TV series HBO yang saat ini digemari oleh banyak orang dari seluruh dunia. Bahkan, beberpa pemeran GoT menjadi langganan pemilik piala Golden Globe ajang nominasi penghargaan untuk film dan tv series paling bergengsi di Hollywood.

Istilah 'winter is coming' yang sangat ikonik itu pun dikutip Jokowi untuk menganalogikan perekonomian dunia di masa mendatang, salah satunya masih tentang perang.

"Dengan banyak masalah cukup besar. Kita mengatakan winter is coming," ujar Jokowi di Lagarde di Nusa Dua Bali, Jumat (12/10).

Kalimat 'winter is coming', sengaja dipakai Jokowi untuj memperingatkan semua negara agar tetap waspada atas risiko ketidakpastian global. Perang dagang antara Amerika dan Cina, menurutnya sangat berpengaruh pada perekonomian dunia.

Di mana ada satu negara elite yang tengah menikmati pertumbuhan yang pesat, tetapi banyak negara mengalami pertumbuhan lemah dan tidak stabil. Perang dagang semakin melebar dan negara berkembang mengalami tekanan di pasar keuangan. 

Dari situ, Jokowi ingin menyampaikan sebuah pesan moral lewat pidatonya itu. Pesan itu tentang konfrontasi dan perselisihan. 

"Sebenarnya pesan moral utama yang ingin saya sampaikan pada saat itu adalah bahwa konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan. Bukan hanya yang kalah, namun juga yang menang. Ketika kemenangan sudah dirayakan dan kekalahan diratapi baru keduanya sadar. Tapi sudah terlambat. Sadarnya baru belakangan," kata Jokowi.

Dibandingkan Thanos, analogi 'winter is coming' lebih banyak mendapat tanggapan positif. Pidato Jokowi tersebut mendapatkan standing applause dari seluruh delegasi, tamu negara dan media yang hadir.

Bahkan beberapa pemimpin dunia yang hadir sampai memuji pidato Jokowi, salah satunya Presiden World Bank, Jim Yong Kim mengungkapkan dirinya merasa malu jika dibanding Presiden Jokowi. 

"Ini saatnya kita pulang karena kita tidak bisa melakukan lebih baik dari itu," ujarnya.

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde yang berpidato setelah Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 juga ikut memuji.

Wanita Prancis itu bahkan bercanda merasa iri akan kemampuan Jokowi dalam menyampaikan pidato yang sangat meyakinkan. "Saya ingin berterima kasih pada Jokowi karena menaikkan standar dalam memberi pidato yang hebat dan meyakinkan. Wow," katanya.

Quote