Jakarta, Gesuri.id - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah menegaskan dukungannya pada hasil diskusi Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU DKI Jakarta terkait kepemimpinan nasional.
Melalui diskusi bertema 'Kriteria Pemimpin dalam Perspektif Maqashid Syariah' di Pondok Pesantren Az-Ziyadah, Klender, Jakarta Timur, Sabtu (21/10), Resolusi Jihad Kebangsaan Memilih Pemimpin Negeri pun dikeluarkan.
Baca: Gus Falah Berkomitmen Terus Sejahterakan Masyarakat
Salah satu isinya, yaitu calon pemimpin negara tidak boleh dan tidak pernah terlibat kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) serta politisasi agama untuk kepentingan pribadi maupun golongan.
"Hasil forum diskusi Lembaga Bahtsul Masail PWNU DKI itu sangat tepat dengan kebutuhan bangsa, akan pemimpin yang tak pernah melakukan pelanggaran HAM & politik identitas," tegas Gus Falah dalam keterangan tertulisnya, Senin 23 Oktober 2023.
Gus Falah melanjutkan, sebagai negeri Muslim terbesar sekaligus negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia harus membuktikan bahwa Islam kompatibel dengan nilai-nilai demokrasi.
Dan salah satu upaya membuktikan hal tersebut, adalah dengan menjaga agar pelanggaran HAM dan Politik Identitas tidak terjadi di Indonesia.
Karena itu, Gus Falah menegaskan pemimpin yang dalam rekam jejaknya terlibat kekerasan atau pelanggaran HAM, serta melakukan politik identitas atau politisasi agama tidak cocok memimpin Indonesia.
Baca: Gus Falah Tegaskan Politik Identitas Jahat!
"Bagaimana kita bisa berharap pemimpin semacam itu mampu mewujudkan bahwa Islam kompatibel dengan demokrasi, sedangkan dalam rekam jejaknya mereka pernah melakukan hal-hal yang tak demokratis dan mengotori kesucian Islam dengan politik identitas," tegas Gus Falah.
"Maka pandangan Lembaga Bahtsul Masail PWNU DKI, bahwa pemimpin nasional itu harus Hifzhud dîn (menjaga agama) serta Hifzhun nafs (menjaga jiwa/nyawa), adalah sangat tepat sebagai kriteria pemimpin yang akan memimpin Indonesia pada 2024-2029," tambah putra dari ulama NU Ponorogo KH Amru Al Mu’tasyim itu.