Ikuti Kami

Kuda Hitam di Bursa Cawapres Ganjar: Sandiaga, Khofifah, Mahfud MD

Saat ini PDI Perjuangan sedang mengotak-atik komposisinya, apakah Ganjar-Mahfud, Ganjar-Khofifah, Ganjar-Sandi, atau Ganjar-Erick Thohir.

Kuda Hitam di Bursa Cawapres Ganjar: Sandiaga, Khofifah, Mahfud MD
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo, Arsjad Rasjid (paling kiri) bersama capres Ganjar Pranowo dan para ketua umum parpol koalisi pengusung Ganjar. (Beritasatu.com / Bella Evanglista)

Jakarta, Gesuri.id - Pengamat politik, Ari Junaedi mengatakan Ganjar Pranowo memiliki kuda hitam yang bersaing ketat di bursa cawapres, yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dari PPP, Menteri Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

"Saat ini PDI Perjuangan sedang mengotak-atik komposisinya, apakah Ganjar-Mahfud, Ganjar-Khofifah, atau Ganjar-Sandi, atau dengan Ganjar-Erick Thohir misalkan. Masing-masing memiliki nilai lebih dan kurangnya," kata Ari, Rabu (4/10/2023).

"Menurut saya, Sandi atau Mahfud maupun Khofifah, merupakan kuda-kuda hitam di cawapres. Tiga-tiganya itu ngeri-ngeri sedap semua dalam pentas cawapres nasional sebagai pendamping Ganjar Pranowo," tegas Ari.

Ari menjelaskan, nama Sandiaga Uno sempat muncul di awal, lantaran dianggap memiliki elektabilitas yang tinggi. Namun, namanya redup usai bursa cawapres Ganjar diramaikan Mahfud MD dan Khofifah.

"Pernah disimulasikan Anies dengan Muhaimin, indikator politik kemudian Ganjar-Sandi, Prabowo dengan Gibran. dalam periode tertentu justru Ganjar dengan Sandi yang kena, tidak pernah kalah mereka ini. Saat ini situasi politik bergerak dengan cepat, ada nama Mahfud dan Khofifah karena mempunyai nilai lebih masing-masing. Menurut saya kemudian nama Sandi ini cukup terlempar ke luar, tetapi, yang pasti dalam politik adalah sesuatu bisa berubah sesuai dengan konteks politik yang tinggi," tutur Ari.

Ia menilai Sandiaga memiliki sejumlah nilai yang cocok sebagai cawapres. Selain sama-sama berusia muda, latar belakang keduanya, yakni PDI Perjuangan dan PPP dinilai sebagai kombinasi partai nasionalis dan agamis yang saling melengkapi.

"Ganjar dengan Sandi dua-duanya sama-sama anak muda, dua-duanya (PDI Perjuangan dan PPP) sama-sama kombinasi nasionalis dan agamis, karena sandi itu asalnya PPP, Sandi juga warga NU, dia punya kartu tanda anggota NU. Nilai lebih Sandi bukan hanya dia berlatar belakang sebagai pengusaha, tetapi pernah jadi wakil gubernur, pernah jadi menteri dan berpengalaman di pilpres (2019)," jelas dia.

Namun, jika tujuan PDI Perjuangan ingin menggaet suara Nahdlatul Ulama (NU), Ari mengatakan Mahfud dan Khofifah memiliki darah yang lebih kental dengan organisasi Islam tersebut.

"Kalau alasan pemilihan cawapres adalah faktor suara NU, semuanya juga suara NU. Sandi yang paling baru di NU, justru yang paling berakar di NU adalah Mahfud MD dan juga Khofifah. Khofifah sebagai ketua Muslimat, salah satu sayap di NU. Itu nilai lebihnya. Selagi dia gubernur tentu dia menguasai wilayah Jawa Timur," kata dia.

Menurut Ari kompetisi di bursa cawapres Ganjar sangat ketat di antara tokoh-tokoh tersebut. Sebab, berdasarkan pengalaman sebagai menteri, kepala daerah, dan basis masa besar, ketiganya hampir sama kuat.

"Dari pengalaman sebagai kepala daerah, Khofifah punya (gubernur Jawa Timur), Sandi juga punya (wakil gubernur DKI Jakarta), Mahfud belum. Namun, sebagai menteri, semuanya sudah pernah. Menurut saya kompetisi ini ketat sekali. itu yang menurut saya PDI Perjuangan sedang memilih tetapi sulit memilah," ujar Ari.

Quote