Ikuti Kami

Mahfud MD soal Rezim Soeharto: Kalau Lawan Aspirasi Rakyat, Jatuh

Menurut Mahfud, Presiden Soeharto sangat kuat saat memimpin Indonesia pada 1967-1998, setelah menggantikan Soekarno.

Mahfud MD soal Rezim Soeharto: Kalau Lawan Aspirasi Rakyat, Jatuh
Cawapres Mahfud MD

Jakarta, Gesuri.id - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD mengatakan tidak ada kekuatan yang lebih kuat daripada aspirasi rakyat. Ia mencontohkan orde baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto.

Menurut Mahfud, Presiden Soeharto sangat kuat saat memimpin Indonesia pada 1967-1998, setelah menggantikan Soekarno. Semua lapisan mulai dari TNI, Polri, DPR, MPR hingga semut sekalipun disebut tunduk akan perintahnya.

"Pak Harto berbatuk, seluruh Indonesia ikut batuk, karena dianggap itu instruksi, sekuat itu pun kalau melawan aspirasi rakyat jatuh dalam waktu dekat. Itu yang dialami oleh Pak Harto," kata Mahfud di depan Alumnus UI di Autrium Mal One BelPark, Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabtu (3/2).

Namun, kekuatan yang terbangun setelah lebih dari 30 tahun berkuasa itu langsung runtuh ketika rakyat bersatu dan melawan.

"Sekuat itu pun kalau melawan aspirasi rakyat jatuh dalam waktu dekat itu yang dialami Pak Harto," ucapnya.

Ia kemudian mengenang jelang lengsernya Soeharto pada 23 Maret 1998, seperti perubahan sikap Harmoko selaku Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang awalnya mendukung presiden ke-2 Indonesia tersebut.

"Anggota MPR yang mewakili seluruh rakyat Indonesia itu menyatakan hanya Pak Harto yang bisa memimpin Indonesia, berarti enggak ada satu pun yang mengkritik di MPR, kecuali gerakan-gerakan civil society pada waktu itu," jelasnya.

Namun, semua dukungan itu hancur seketika saat rakyat merasa tidak bisa melaksanakan demokrasi secara bebas di masa pemerintahan Soeharto. Karenanya, ia berpesan kepada calon pemimpin agar tidak membohongi dan menghalangi aspirasi rakyat.

"Ketika terjadi reformasi 98 adalah Harmoko juga yang kemudian mengancam Soeharto, kalau hari Senin tidak turun, kami MPR akan sidang istimewa dan memecat Soeharto. Padahal dulu bilangnya seluruh masyarakat Indonesia mendukung dan memilih Pak Harto," cerita Mahfud.

"Nah, itu lah kalau aspirasi rakyat dipaksa-paksa". Sumber

Quote