Ikuti Kami

Wahyu Purwanto Siap Maju Pilkada. Siapakah Dia ?

Suami dari adik kandung Presiden Jokowi tertarik ikut terjun dalam Pilkada Gunungkidul 2020.

Wahyu Purwanto Siap Maju Pilkada. Siapakah Dia ?
Wahyu Purwanto, adik ipar Presiden Joko Widodo atau suami dari adik kandung Jokowi menyatakan ketertarikannya untuk ikut terjun dalam Pilkada Gunungkidul 2020. 

Playen, Gesuri.id - Wahyu Purwanto, adik ipar Presiden Joko Widodo atau suami dari adik kandung Jokowi menyatakan ketertarikannya untuk ikut terjun dalam Pilkada Gunungkidul 2020. 

Wahyu yang merupakan mantan rektor Universitas Gunungkidul ini mengaku jatuh cinta kepada Gunungkidul dengan segala pernik-perniknya. Kehidupan bersama warga Gunungkidul saat 8 tahun menjabat sebagai rektor UGK ini membuatnya sangat mengenal seluk beluk masyarakat Gunungkidul maupun potensi yang bisa digali dari segala sumber daya di Gunungkidul. Demikian dilansir dari pidjar.com, Sabtu (7/9).

Baca: Soal Esemka, Rocky Gerung Harus Diterapi Psikolog

Lulusan Ehime University Jepang ini mengaku sangat serius dalam kontestasi kali ini. Sejumlah program telah ia siapkan untuk memecahkan masalah yang saat ini dialami masyarakat Gunungkidul, sekaligus juga menyejahterakan masyarakatnya. 

Menurutnya, ada beberapa sektor yang memang menjadi potensi Gunungkidul yang bisa digali untuk meraih tujuan tersebut. Dua diantaranya yang akan menjadi fokus perhatiannya adalah pemanfaatan tanah dan laut.

Pemanfaatan tanah dalam hal ini adalah erat kaitannya dengan sektor pertanian serta lautan. Menurut Wahyu, meski bersifat tandus, ada banyak sekali potensi pertanian yang bisa digali. Seperti misalnya optimalisasi pertanian ketela pohon yang sangat cocok dengan kontur tanah di Gunungkidul. 

Selama ini, pertanian ketela ini disebutnya masih belum optimal lantaran masih menggunakan cara lama yang kurang ekonomis. Dengan pengetahuan serta koneksinya, ia berencana untuk mengindustrialisasi sektor pertanian ketela ini. Dengan pengolahan menggunakan teknologi tinggi, ratusan ton ketela per harinya dibutuhkan.

Jenis tanaman lainnya yang bisa dioptimalkan oleh petani Gunungkidul adalah tanaman sere. Dengan penerapan teknologi, tanaman sere ini bisa diolah menjadi minyak asiri. Pengolahan ini disebutkannya akan sangat meningkatkan nilai ekonomi dari tanaman ini. 

Pihaknya juga saat ini tengah mengembangkan tanaman buah yang dengan assesemen khusus bisa berbuah sepanjang waktu. Dengan ini, produktifitas bisa ditingkatkan dan petani tak perlu harus menunggu musim berbuah untuk bisa menghasilkan.

“Saat ini sudah mulai kita uji coba di Kecamatan Semanu, tanamannya perkembangan cukup baik dan semoga bisa secepatnya berbuah. Kalau ini sudah berhasil, akan dikembangkan di seluruh Gunungkidul tentu saja,” urainya.

Ditambahkannya, pengembangan sektor pertanian tentunya juga akan sangat berhubungan dengan sektor pengairan. Sehingga kemudian, langkah terkait penanggulangan kekeringan yang sangat dikeluhkan oleh masyarakat ini menjadi sangat penting. Gunungkidul sendiri saat ini disebutnya sangat berpeluang lepas dari bencana kekeringan. 

Hal ini lantaran, ada beberapa potensi sumber air yang bisa dioptimalkan. Seperti misalnya air tanah serta sungai bawah. Berdasarkan riset, potensi debit sungai bawah tanah di Gunungkidul adalah 20.000 meter kubik per detik. Sementara yang saat ini dimanfaatkan, baru sekitar 5000 meter kubik per detik.

Selain itu juga ada sumber air bawah tanah. Ia mencontohkan, di Beji, Kecamatan Patuk, sebenarnya ada sumber air melimpah meski berkedalaman 35 meter. Dengan teknologi, hal ini tentu tidak menjadi masalah untuk mengangkatnya.

Baca: Ini Pesan Presiden Jokowi Dalam Bermedsos 

Potensi lain yang dimiliki Gunungkidul tentu saja di sektor pariwisata. Ada berbagai konsep pengembangan pariwisata yang telah diprogramkannya ke depan untuk semakin memajukan pariwisata Gunungkidul. Secara garis besar, konsep pengembangan yang dilakukannya adalah menciptakan multiplier effect di kalangan masyarakat. 

Selain kawasan obyek wisata, pihaknya juga ingin mengembangkan kawasan tak terdampak obyek sebagai penyangga wisata. Nantinya, hotel-hotel maupun pendukung pariwisata lainnya bisa dibangun di kawasan kota atau non obyek wisata. 

Harapannya, nanti wisatawan bisa lebih lama berkunjung ke Gunungkidul sehingga dampak bagi masyarakat maupun pendapatan daerah bisa jauh lebih besar.

Quote