Jakarta, Geauri.id - Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono dipanggil Polda Metro Jaya, Jumat (1/12). Pemanggilan ini terkait pernyataannya yang menyebut ada perintah polisi mendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Merespons pemanggilan tersebut, Aiman mengatakan dia sepenuhnya akan menyerahkan kasus tersebut kepada tim kuasa hukum yang telah ditunjuk.
“Terkait pemanggilan oleh Polda Metro Jaya, saya akan serahkan ke tim hukum,” ujar Aiman kepada iNews, Rabu (29/11).
Aiman mengaku menerima surat pemanggilan pada Selasa (28/11) malam.
“Undangan pemanggilan ke Polda terhadap saya diantar ke rumah pukul 23.50 WIB,” katanya.
Sebelumnya, Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono meminta aparat penegak hukum jangan melakukan tindakan yang dapat mencederai demokrasi. Hal ini dengan ikut serta dalam pemenangan calon tertentu di Pilpres 2024.
"Jangan curang, kami tidak akan diam. Kami akan berjuang mempertahankan demokrasi, kami tidak mau Indonesia kembali ke masa Orde Baru," kata Aiman dalam diskusi media bertajuk Perusakan Baliho Ganjar di Sumut yang digelar Media Center TPN Ganjar-Mahfud di Rumah Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11).
Sebab Aiman mengaku jika dia mendapat sejumlah informasi dugaan dari beberapa Kepolisian diminta komandannya untuk membantu kemenangan tim Prabowo-Gibran.
"Bahkan, kemarin sudah memberitakan soal pemasangan baliho Prabowo-Gibran yang dilakukan oknum polisi," ujarnya.
Tak hanya itu saja, Aiman juga mengungkapkan adanya instruksi terhadap semua Polres di seluruh Indonesia agar meminta semua KPU daerah dan Bawaslu untuk menyesuaikan CCTV kualitas HD dengan suara yang diintegrasikan dengan polisi.
"Ini berarti segala gerak-gerik aktivitas penyelenggara pemilu, KPU dan Bawaslu terpantau aparat kepolisian. Padahal KPU dan Bawaslu lembaga independen penyelenggara pemilu," tuturnya.
Menurutnya, kalau tujuannya bagus tidak menjadi persoalan. Tapi anehnya, ini dilakukan jauh-jauh hari sebelum berlangsungnya proses pelaksanaan pemilu. Hal ini berpotensi luar biasa digunakan untuk memenangkan salah satu calon.
Meski begitu, Aiman yakin di Kepolisian masih banyak polisi yang punya idealisme, integritas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugasnya. Termasuk Kapolri diyakini bisa menjaga netralitas institusinya.
"Semoga kecurigaan saya itu salah. Tapi kalau melihat beberapa indikasi yang terjadi di daerah, sulit rasanya untuk mengatakan tidak ada sesuatu di sini," ucapnya.