Ikuti Kami

56 Tahun HKN, Momen Penting Cegah Stunting Demi Kualitas SDM

Oleh: Agustina Doren S.SIT, Srikandi Muda PDI Perjuangan yang juga Ketua Bidang Kesehatan THATHA GENDIS INDONESIA

56 Tahun HKN, Momen Penting Cegah Stunting Demi Kualitas SDM
Agustina Doren S.SIT, Srikandi Muda PDI Perjuangan yang juga Ketua Bidang Kesehatan THATHA GENDIS INDONESIA. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Pepatah kuno mengatakan “Men sana in corpore sano” yang berasal dari bahasa latin dan artinya adalah di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat" sehingga dalam pikiran yang sehat dan tenang akan menumbuhkan kondisi raga yang sehat pula. Tahun 2020 menjadi tahun yang tidak mudah bagi seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. Virus Covid-19 yang saat ini sudah ditetapkan sebagai pandemi global membuat berbagai sektor mulai dari kesehatan, ekonomi hingga pendidikan mengalami banyak permasalahan.

Tanggal 12 November diperingati setiap tahunnya menjadi Hari Kesehatan Nasional (HKN). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata sehat sebagai “baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit)’”. Sedangkan UU No. 36/2009 tentang Kesehatan mendefinisikan arti kesehatan secara lebih luas, yaitu ‘keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis’.

Laporan Indeks Daya Saing World Economic Forum (WEF) pada tahun 2017-2018 menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar di Indonesia masih dalam kondisi yang mencemaskan. Indonesia berada pada posisi ke-94 dari 137 negara. Level kesehatan Indonesia masih jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapore (3), Malaysia (30), Vietnam (67), dan Thailand (90).

Posisi Indonesia saat ini memang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 2016-2017 dengan peringkat 100. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa beberapa negara lain di ASEAN sudah melakukan investasi pembangunan bidang kesehatan secara cepat dan lebih baik sedangkan Indonesia masih tertinggal. 

Kunci pembangunan kesehatan tidak hanya di infrastrukturnya saja tetapi juga SDM yang harus ditingkatkan. Banyak negara yang tidak memiliki sumber daya alam sekaya Indonesia, tetapi saat ini menjadi negara maju dan memiliki indeks daya saing yang lebih baik dari Indonesia dikarenakan mutu SDM-nya yang lebih baik.

Untuk meningkatkan SDM yang lebih mumpuni dapat dimulai dari mencegah stunting. Stunting yang terjadi pada anak dapat mengakibatkan kemampuan kognitifnya menjadi tidak maksimal. Itulah yang menjadikan stunting sebagai faktor rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) karena berpengaruh terhadap produktivitas.

Perilaku dan kesadaran hidup bersih dan sehat masyarakat Indonesia sangat perlu ditingkatkan sejak dini, apalagi pada masa pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan berakhirnya. Mencegah stunting memerlukan perilaku hidup bersih dan sehat khususnya pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak. 1.000 hari HPK adalah periode penentu yang sangat sensitif untuk menentukan kualitas hidup anak di masa yang akan datang.

Pada peringatan HKN ke-56 ini pemerintah dan berbagai stakeholder diharapkan lebih maksimal untuk memerangi stunting pada anak. Kecukupan gizi masyarakat adalah fondasi penting bagi pendidikan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi negara. Sehingga pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku pada masyarakat adalah kunci keberhasilan dalam mempersiapkan generasi bebas stunting di Indonesia.

 

Quote