Ikuti Kami

Rachmat Hidayat: Indonesia Tetap Aman dari Perang Karena Pancasila

Bung Karno selalu hidup dan menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia.

Rachmat Hidayat: Indonesia Tetap Aman dari Perang Karena Pancasila
Diskusi terbuka Bulan Bung Karno bertema 'Meneruskan Cita-Cita Bung Karno dan Relevansinya untuk Kalangan Milenial', di halaman DPD PDI Perjuangan NTB di Kota Mataram, Sabtu (28/6/2025) malam. 

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI, Rachmat Hidayat, mengatakan Indonesia tetap aman meski di belahan dunia lain tengah dilanda perang, itu karena bangsa Indonesia memegang teguh Pancasila yang dilahirkan oleh Bung Karno. 

“Bung Karno selalu hidup dan menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia. Inspirasi bagi kaum tertindas yang haus keadilan dan mendambakan hidup sejahtera,” bebernya dalam diskusi terbuka Bulan Bung Karno bertema “Meneruskan Cita-Cita Bung Karno dan Relevansinya untuk Kalangan Milenial”, di halaman DPD PDI Perjuangan NTB di Kota Mataram, Sabtu (28/6/2025) malam. 

Acara ini dijejali kaum milenial dari kelompok organisasi kemahasiswaan di Mataram.

Menurutnya, Pancasila sebagai perangai tentang apa itu Indonesia, dan karena itu bila tidak ada Pancasila maka tidak ada Indonesia. Pancasila juga berkali-kali mempersatukan dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari berbagai krisis internal maupun eksternal, nasional maupun internasional.

Akademisi Unram, Dr. Lalu Syepuddin Gayep mengungkapkan apa yang dikatakan Bung Karno terbukti. Selama 32 tahun berkuasa, Presiden Soeharto berusaha memutarbalikkan dan menutupi sejarah untuk menjauhkan rakyat dari Bung Karno. Tapi upaya itu gagal, kebenaran selalu mampu mendobrak tembok tebal tirani.

Menurutnya, PDI Perjuangan adalah parpol yang lahir dari sejumlah peristiwa pergolakan bangsa Indonesia. Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, juga perempuan pemimpin satu-satunya di dunia yang mengalami banyak tekanan dan penindasan. 
Wajar jika Mega dipandang sebagai simbol pemimpin perempuan nomor satu di dunia. 

“Dalam sejarah hanya PDI Perjuangan yang kantor partainya dirusak penguasa, tapi Bu Mega enggak gentar melawan penguasa kala itu hingga kini dengan Pak Jokowi sekalipun,” terangnya.

“Kepemimpinan Ibu Mega adalah menjaga marwah Bung Karno, maka saya sarankan mahasiswa untuk banyak membaca perjuangan Bung Karno dan Bu Mega,” sarannya.

Prof. Atun Wardatun, akademisi UIN Mataram mengajak mahasiswa untuk meningkatkan literasi terkait Bung Karno. Salah satunya dengan membaca buku yang ditulis khusus untuk perempuan Indonesia berjudul Sarinah. 

Menurutnya, Sarinah merupakan buku terbaik bagi yang ingin memahami sejarah mengenai evolusi dan revolusi gerakan perempuan dari masa ke masa.

TGH Buya Muhamad Subki Sasaki mengakui Bung Karno seorang tokoh pergerakan nasional yang dekat dengan ulama pesantren, di antaranya KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Chasbullah. 

Bung Karno menjadikan ulama sebagai tempat minta nasihat, pandangan, dan saran terkait keputusan-keputusan penting soal bangsa dan negara. Misalnya ketika proses merumuskan Pancasila. 

Proses perumusan dasar negara ini bukan tanpa silang pendapat, bahkan perdebatan keras terjadi ketika kelompok Islam tertentu ingin memperjelas identitas keislamannya di dalam Pancasila. 

Padahal, sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang dirumuskan secara mendalam dan penuh makna oleh KH Wahid Hasyim merupakan prinsip tauhid dalam Islam.

“Bung Karno yang mengenalkan peci hitam pertama kali, karena peci menjadi lambang kebangsaan bagi para pejuang kemerdekaan. Juga simbol toleransi antarumat beragama,” ungkapnya.

Quote