Jakarta, Gesuri.id - Politisi muda PDI Perjuangan, Aryo Seno Bagaskoro menyebutkan kemampuan menerjemahkan kepemimpinan, kolaborasi penting agar ada solusi atas masalah perkotaan seperti Yogyakarta.
Bicara dalam seminar kebangsaan bertajuk Praktek Pancasila dan Konstitusi dalam Pembangunan, yang diselenggarakan DPC PDI Perjuangan dalam rangka peringatan bulan Bung Karno hadir juga Ganjar Pranowo DPP PDI Perjuangan bidang pemerintahan dan otonomi daerah menyampaikan pidato kunci, Hasto Wardoyo Walikota Yogyakarta dan Arie Sudjito Wakil Rektor UGM dan sosiolog.
"Bahas Pancasila, konstitusi, di bulan Bung Karno kesempatan penting. Bagaimana setelah bisa punya Walikota Yogyakarta. Pak Hasto Wardpyo memiliki peluang pelibatan anak muda, penting dijalankan program yang melibatkan partisipasi kaum muda," kata Aryo Seno Bagaskoro, Minggu (6/7).
Baca: Benhur Watubun Imbau Masyarakat Waspadai Kondisi Cuaca Ekstrem
Ganjar Pranowo, menekankan pentingya selalu menggelorakan Trisakti yaitu implementasi berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan, harus dijalankan oleh tiap kader PDI Perjuangan. Termasuk bagi kepala daerah, seperti Hasto Wardoyo dalam memimpin Yogyakarta.
Hasto Wardoyo, Walikota Yogyakarta sampaikan pengalaman bagaimana implementasi kebijakan program bedah rumah. Saat menemui warga yang rumahnya hanya 300 meter dari Bethesda Yogyakarta ditemui rumah becek dan sempit, pemilik rumah kena leptopirosis, rumah dihuni oleh beberapa orang, penggerobak dan anaknya.
"Ada di sumbu filosofi hanya beberapa meter dari titik nol. Kasus kematian warga terkena leptopirosis tak boleh lagi. Itu terjadi di Yogyakarta kondisinya bikin prihatin, lalu kita bantu. Jadi benar, pesan Ibu Ketua Umum. Megawati Soekarnoputri, bagaimana kata bounding penting. Datang ke rumah, hayati kemiskinan, praktek Pancasila dalam tindakan dengan kebijakan pembangunan," kata Hasto Wardoyo, Walikota Yogyakarta.
Di dalam memimpin Yogyakarta, Walikota Yogyakarta mencatat pentingnya menyelesaikan sejumlah masalah patologis di antaranya sistem ekonomi Indonesia diisi kapitalis kanan atas full, akumulasi modal rakyat dikirim ke segelintir orang. Kasus demo ojol, sistem transportasi online, drivernya kalau sakit obat ditanggung BPJS.
Baca: Evita Nursanty Ingin Temui Nusron Wahid
Di dalam kegiatan pemerintah kota Yogyakarta selalu berpihak ke mereka yang miskin, dan harus ada jejak kebijakan yang terekam dan bisa dirasakan secara nyata.
"Pilihan kebijakan pemerintah kota Yogyakarta dengan adanya 100 perubahan, itu didasari dengan upaya tumbuhkan gotong royong, jadikan batik segoro amarto bisa jadi diproduk warga Yogyakarta. Apa dasar nya? Batik, sudah ditetapkan batik dunia, maka harus ada produk nya. Beli di Beringharjo batik dari Pekalongan, kita bikin cap batik. Jangan print, kalo cap, manual. Kita pilih. hasil padat karya. 100 hari kerja perubahan, pelayanan publik cepat dan tumbuhkan ekonomi rakyat," kata Hasto Wardoyo, Walikota Yogyakarta.
Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta menekankan pentingnya semua kader bekerja keras dalam upaya membangun daerah. Apresiasi dan dukungan diberikan oleh struktural kepada Walikota Yogyakarta yang jalankan program kerja 100 hari.
"Seluruh hasil seminar kebangsaan akan jadi buku, termasuk materi yang disampaikan dalam 100 hari perubahan Yogyakarta di quicks win. Masih ada PR, bagaimana ke depan berdasarkan ideologi Pancasila dan Konstitusi kita harus bekerja membahagiakan hatinya rakyat," kata Eko Suwanto, Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta