Ikuti Kami

Eva: Stop Impor Baja China Bawa Ancaman Serius Ekspor Sawit 

Saat ini Indonesia masih bergantung pada ekspor sawit ke China.

Eva: Stop Impor Baja China Bawa Ancaman Serius Ekspor Sawit 
Impor baja asal China.

Jakarta, Gesuri.id - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari menyebut sejumlah dampak yang bisa merugikan Indonesia apabila impor baja dari China dihentikan.

BacaDi Pasar Afrika, Ekspor Sawit RI ke Mesir Terus Menanjak

Pernyataan Eva ini dikemukakan untuk menanggapi usul Rizal Ramli selaku tim ekonomi calon presiden Prabowo Subianto agar pemerintah segera menghentikan impor baja dari China.

Eva mengatakan saat ini Indonesia masih bergantung pada ekspor sawit ke China dan jika impor baja itu dihentikan kemungkinan besar Negara Tirai Bambu itu juga bakal menghentikan impor komoditas sawit dari Indonesia.

"Kalau sawit kita enggak dibeli mereka, bagaimana? Kan, lucu kalau hanya parsial gitu lihatnya," kata Eva belum lama ini.

Selain itu, Eva mengatakan Indonesia masih cukup bergantung dengan baja impor. Sebab produksi baja dalam negeri masih belum bisa memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri.

Eva menjelaskan persoalan impor baja di Indonesia yang disebut Rizal sebagai biang keladi kerugian yang diderita oleh PT Krakatau Steel tidak sepenuhnya benar dan .  tidak hubungan antara impor baja dari China dengan kerugian PT Krakatau Steel.

"Ketika kapasitas dalam negeri belum mencukupi apa mau pembangunan mandek?" kata Eva yang menambahkan bahwa manajemen Krakatau Steel perlu diperbaiki.

Anggota Komisi XI DPR RI ini menyebut Indonesia bukan hanya baru-baru ini saja impor baja karena selain dengan China, impor baja juga pernah dari Eropa. 

Meski demikian, Eva mengatakan pemerintah tetap harus mengurangi defisit neraca perdagangan dengan China yang saat ini terlampau lebar. Dia mendukung pemikiran bahwa ketergantungan asing harus segera dihentikan karena tidak sesuai dengan ideologi negara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) defisit neraca perdagangan Indonesia dengan China mencapai US$1,8 miliar per Agustus 2018.

Baca: Utut: Infrastruktur ke Sentraproduksi Sawit adalah Keharusan

Sebelumnya, Rizal Ramli meminta Presiden Joko Widodo berani melobi China dan Jepang dalam rangka pengurangan impor baja dan mobil guna mengatasi persoalan ekonomi di dalam negeri. 

Menurut Rizal, salah satu cara yang paling ampuh untuk bisa mengatasi kondisi buruk ekonomi adalah dengan mengurangi defisit current account dan impor.

Quote