Ikuti Kami

Puti Minta Kader PDI Perjuangan Turut Populerkan Kebaya 

Puti minta kepada kader PDI Perjuangan terutama Jawa Timur yang perempuan harus bisa membawa nama bangsa, berjuang melalui politik.

Puti Minta Kader PDI Perjuangan Turut Populerkan Kebaya 
Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno.

Malang, Gesuri.id - Bagi PDI Perjuangan, kaum perempuan memiliki kedudukan yang setara dengan laki-laki. Sebagaimana amanah dari Proklamator Bangsa Indonesia, Bung Karno, bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kewajiban yang sama dalam revolusi Indonesia. 

"Feminisme Indonesia itu tidak seperti di luar negeri. Kalau di luar negeri seolah-olah kaum perempuan itu superior tidak melihat kepentingan kaum laki-laki," ujar Anggota Komisi X DPR RI, Puti Guntur Soekarno kepada peserta Pendidikan Kader Perempuan yang diselenggarakan oleh Badiklatda PDI Perjuangan Jawa Timur, Minggu (13/11).

Bertempat di Wisma Perjuangan DPD PDI Perjuangan Jatim di Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu, Puti mengajak kader-kader PDI Perjuangan terutama kaum perempuan memiliki tanggungjawab untuk turut berpartisipasi dalam kemajuan masyarakat dan bangsa, mewujudkan Indonesia Raya.

Baca: Robin Ingatkan Atlet Yang Ikuti Porprov Jaga sportivitas

Bahkan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden Kelima Republik Indonesia. Suatu peristiwa yang sangat langka didunia, bahkan di Amerika Serikat, sebutnya, belum memiliki riwayat kepemimpinan perempuan sebagai kepala negara dan pemerintahan.

"Citra perempuan sebagai kaum yang lemah bagi kader PDI Perjuangan ini tidak berlaku. Karena kita punya Presiden ke-5 Republik Indonesia perempuan, kita punya Ketua DPR RI perempuan, dan banyak kepala-kepala daerah kita yang perempuan," terangnya.

Salah satu ruang yang bisa diisi oleh kader-kader perempuan PDI Perjuangan adalah pemajuan kebudayaan. Nabi Muhammad SAW dalam Haditsnya menyebutkan bahwa perempuan itu adalah tiang negara manakala baik perempuan maka baiklah suatu bangsa.

Namun apabila kaum perempuan dalam sebuah bangsa itu tidak bisa menunjukkan eksistensi yang baik, maka runtuhlah peradaban bangsa itu. Melalui Hadits ini, Puti mengajak seluruh peserta untuk merefleksikan pernyataan Nabi Muhammad SAW dengan realitas sosial Bangsa Indonesia dewasa ini.

Infiltrasi kebudayaan barat yang tengah mendominasi menjadi tantangan terhadap eksistensi kebudayaan asli Indonesia. Tentu, dibutuhkan sebuah keterlibatan masyarakat, salah satu kader perempuan PDI Perjuangan untuk melestarikan budaya-budaya asli Bangsa Indonesia.

"Saya ingin mengajarkan kader PDI Perjuangan berkebaya. Harus ada dalam Diklat yang berlangsung 3 hari, 1 hari dikhususkan pakai kebaya semua. Karena kebaya itu tengah kita perjuangkan untuk dibawa ke UNESCO," papar Ketua Yayasan Fatmawati ini.

Baca: Banteng Kobar Bidik 10 Kursi DPRD di Pemilu 2024

"Saya minta kepada kader PDI Perjuangan terutama Jawa Timur yang perempuan harus bisa membawa nama bangsa, berjuang melalui politik. Untuk kebaya terdaftar sebagai warisan budaya Indonesia yang terdaftar di UNESCO," sambungnya.

Selain pemajuan kebudayaan, Puti juga menyinggung pentingnya peran besar perempuan dalam membentuk karakter dan mental generasi penerus bangsa yang unggul untuk menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045. 

Persoalan stunting, kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, kekerasan menjadi problematika-problematika yang menjadi tanggungjawab seluruh kader PDI Perjuangan. Sebagai sebuah kebulatan tekad dalam upaya menjaga dan mewarisi api semangat perjuangan Bung Karno.

"Bung Karno berpesan warisi apinya jangan abunya, nyalakan terus obor kesetiaan terhadap kaum marhaen atau wong cilik. Agar semangat Marhaenisme, semangat Pancasila menyala-nyala dengan murni dan agar tidak murni terbakar mati. Maka kita harus bertekad hari ini sebagai kader perempuan PDI Perjuangan kita tetap menjaga api perjuangan dari bapak bangsa kita, bapak ideolog kita, Bung Karno," pesan Puti Guntur Soekarno.

Quote