Ikuti Kami

Risma Apresiasi Relawan dan Sopir Ambulans Baguna: Indonesia Harus Hidup Berdampingan dengan Risiko Bencana

Kalau pejabat masih punya batas waktu, sopir ambulans ini tidak kenal waktu.

Risma Apresiasi Relawan dan Sopir Ambulans Baguna: Indonesia Harus Hidup Berdampingan dengan Risiko Bencana
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Penanggulangan Bencana Tri Rismaharini memberikan penghargaan kepada driver ambulans Baguna di sela Seminar Mitigasi Bencana dan Pertolongan Korban yang digelar Baguna DPP PDI Perjuangan - Foto: Youtube DPP PDI Perjuangan

Jakarta, Gesuri.id — Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Penanggulangan Bencana Tri Rismaharini memberikan penghormatan khusus kepada relawan Baguna, relawan kesehatan, serta para sopir ambulans yang selama ini bekerja tanpa mengenal waktu dalam melayani masyarakat terdampak bencana.

Hal tersebut disampaikan Risma dalam Seminar Mitigasi Bencana dan Pertolongan Korban yang digelar Baguna DPP PDI Perjuangan di Jakarta, Jumat (19/12).

Risma menuturkan, para sopir ambulans dan relawan kerap bekerja dalam situasi yang tidak ringan, mulai dari mengantar pasien ke rumah sakit hingga membawa jenazah ke tempat pemakaman. Menurutnya, tugas kemanusiaan tersebut sering kali dilakukan tanpa mengenal jam kerja.

“Kalau pejabat masih punya batas waktu, sopir ambulans ini tidak kenal waktu. Kapan pun dibutuhkan, mereka jalan,” ujar Risma.

Ia menjelaskan bahwa penghargaan yang diberikan dalam kegiatan tersebut merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi para relawan yang bekerja senyap, namun memiliki peran krusial dalam penyelamatan nyawa.

Selain memberikan penghormatan kepada relawan, Risma juga mengungkap latar belakang digelarnya seminar mitigasi bencana tersebut. Ia mengaku keprihatinannya bermula saat melihat peta wilayah rawan bencana yang disusun oleh BMKG dan kementerian terkait.

“Saya melihat peta rawan bencana, dan ternyata hampir tidak ada wilayah di Indonesia yang benar-benar aman,” ungkapnya.

Menurut Risma, kondisi geografis Indonesia membuat masyarakat tidak bisa menghindar dari ancaman bencana. Namun, hal itu tidak berarti rakyat harus meninggalkan tempat tinggalnya atau pasrah terhadap keadaan.

“Kita tidak mungkin pindah ke negara lain hanya karena daerah kita rawan bencana. Yang harus kita lakukan adalah memahami risikonya dan tahu bagaimana menyelamatkan diri,” tegasnya.

Karena itu, Risma menekankan pentingnya edukasi mitigasi bencana bagi masyarakat, terutama di daerah rawan. Pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana menjadi kunci untuk meminimalkan korban.

Ia menegaskan bahwa tujuan utama dari program mitigasi yang digagas Baguna PDI Perjuangan adalah membangun kesiapsiagaan masyarakat agar tetap bisa hidup aman meski berada di wilayah berisiko.

“Meski tinggal di daerah rawan bencana, kita harus bisa selamat. Itu yang sedang kita upayakan bersama,” kata Risma.

Melalui seminar ini, Risma berharap sinergi antara relawan, tenaga kesehatan, Basarnas, BMKG, serta struktur PDI Perjuangan di semua tingkatan dapat semakin kuat demi melindungi keselamatan rakyat Indonesia.

Quote