Jakarta, Gesuri.id - Bangsa Indonesia memperingati 17 Agustus 1945 sebagai Hari Kemerdekaan. Dan pada tahun 2019 ini, bangsa Indonesia akan memperingati HUT ke-74 Kemerdekaannya.
Namun, tak banyak orang yang tahu latar belakang dipilihnya tanggal 17 Agustus oleh Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Baca: Konsep Islam Nusantara Bung Karno
Rupanya, alasannya Soekarno sangat bernuansa Islami. Alasan itu mencerminkan tingginya kecintaan Sang Penggali Pancasila pada agama yang dianutnya, Islam.
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia tak terlepas dari Peristiwa Rengasdengklok. Para pemuda, yaitu Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan Menteng 31 "mengamankan" Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang.
Para pemuda itu ingin Soekarno-Hatta secepatnya memproklamirkan kemerdekaan karena Jepang sudah dikalahkan Sekutu dalam Perang Pasifik. Peristiwa ini terjadi pada 16 Agustus 1945 pukul 03:00 WIB.
Setelah melalui rangkaian proses yang dinamis dan dramatis, Soekarno pun mengatakan waktu yang tepat untuk proklamasi kemerdekaan adalah tanggal 17 Agustus.
Soekarni tak sependapat dengan Soekarno. Dia pun bertanya mengapa Soekarno tidak memproklamasikan kemerdekaan saat itu juga, yang berarti tanggal 16 Agustus.
Namun Soekarno bersikeras ingin memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus. Mengapa Soekarno begitu teguh pada pendiriannya?
Sebagaimana dilansir dari laman Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, terungkap bahwa Soekarno punya alasan mistik di balik pilihan tanggalnya tersebut.
Namun, mistik disini bukan sembarang mistik. Alasan Soekarno itu didasari oleh beberapa hal yang terkait dengan keimanannya sebagai seorang Muslim.
Untuk diketahui, 17 Agustus 1945 merupakan hari Jumat. Bagi umat Islam, hari Jumat adalah hari yang suci. Apalagi saat itu sedang bulan Ramadan.
Keistimewaan angka 17 bagi Soekarno juga karena turunnya Al-Quran di tanggal 17 pada bulan Ramadan. Selain itu, umat Muslim juga bersembahyang sebanyak 17 rakyat dalam sehari.
Baca: Jejak Keislaman dalam Jati Diri Bung Karno
"Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur'an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia."
Demikian potongan ucapan Soekarno sebagaimana dikutip dari tulisan Prof Dr H Dadan Wildan M.Hum, Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara RI, di laman Kementerian Sekretariat Negara RI.
Jadi, Soekarno memandang angka 17 adalah angka istimewa sekaligus suci. Maka, Soekarno memilih tanggal tersebut untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. Pilihan yang juga mencerminkan kecintaan Soekarno pada keislaman.