Ikuti Kami

Rangkaian Inovasi Hasto Siap Ubah Kinerja BKKBN

Mantan Bupati Kulon Progo ini diberi amanat untuk menyukseskan program KB guna menurunkan laju pertumbuhan penduduk.

Rangkaian Inovasi Hasto Siap Ubah Kinerja BKKBN
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo

Jakarta, Gesuri.id -  Senin, 1 Juli 2019, Hasto Wardoyo resmi dilantik menjadi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Mantan Bupati Kulon Progo ini diberi amanat untuk menyukseskan program KB guna menurunkan laju pertumbuhan penduduk.

Selain itu, kader PDI Perjuangan ini pun dipercaya untuk berjuang mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Seluruh amanat itu harus dilakukan Hasto dengan memaksimalkan anggaran yang tersedia.

Untuk diketahui, pada 2019 ini pagu anggaran yang ditetapkan untuk BKKBN sebesar Rp 3,79 triliun. Dari jumlah tersebut Rp 2,27 triliun di antaranya dialokasikan untuk belanja pegawai, dan  Rp 1,5 triliun untuk operasional lembaga. 

Hasto bertekad melaksanakan semua amanat itu dengan optimal. Gaya kepemimpinan khas yang kaya inovasi sebagaimana ketika dia memimpin Kulon Progo, dia tunjukkan kembali di BKKBN.  

Untuk menyukseskan program KB, misalnya, Hasto akan melakukan rebranding KB secara utuh agar bisa menyentuh kaum milenial. 

Lalu, bagaimana strategi Hasto secara rinci selaku Kepala BKKBN?

Berikut cuplikan wawancara Gesuri dengan Hasto Wardoyo.

Bagaimana rencana dan strategi anda selaku Kepala BKKBN?

Rencana dan strategi atau renstra yang akan saya lakukan ini intinya harus menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk. Dari renstra yang general itu, kemudian di rinci lagi dalam rencana kerja yang spesifik.

Misalnya, kita rumuskan angka yang diperbolehkan bagi seorang ibu dalam memiliki anak. Istilahnya Total Fertility Rate (TFR) yang kita tetapkan 2,1. 

Setelah itu, kita ini punya disparitas atau kesenjangan yang tinggi antara daerah yang satu dengan lainnya. Kesenjangan disini dalam arti TFR nya, layanan kontrasepsinya, pertumbuhan penduduknya serta struktur demografi penduduknya. 

Hal ini yang harus dituntaskan dalam renstra yang saya susun. 

Apa persoalan yang mendesak yang harus dituntaskan dengan renstra?

Sebenarnya saat ini ada banyak persoalan terkait keluarga berkualitas. Salah satunya adalah adanya pasangan yang tidak ingin punya anak, tapi tidak memakai alat kontrasepsi. 

Persoalan lainnya adalah masih adanya pernikahan usia muda. Ada juga perceraian yang marak. 

Kemudian ada pula persoalan stunting atau gangguan pertumbuhan anak. Belum lagi angka kematian ibu dan bayi yang tinggi. 

Hal-hal itu yang harus ditangani dalam penanganan yang rinci.

Tapi, yang paling penting dari itu semua adalah bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan pertumbuhan penduduk, karena itu persoalan pokok dari keluarga berkualitas. Maka, mau tidak mau, program KB harus sukses. 

Lalu, bagaimana menyukseskan program KB ditengah situasi kekinian?

Ya, BKKBN maupun program KB dimata anak-anak milenial memang kurang populer. Maka, untuk mengatas hal ini perlu dilakukan rebranding BKKBN.

Tujuannya agar program-program BKKBN bisa lebih bergema di kalangan generasi milenial.

Rebranding disini harus dibarengi oleh perubahan mindset orang-orang BKKBN, agar apa yang disampaikan bisa mengena di kalangan muda. 

Jadi dalam mindset kita harus tertanam bahwa kita mendidik anak-anak milenial itu dizaman mereka, bukan di zaman kita. 

Apa saja yang akan menjadi output dari rebranding BKKBN yang anda lakukan?

Rebranding itu harus meliputi jargon, tagline, logo dan juga lagu BKKBN. Untuk menghasilkan semua itu, nanti akan dilombakan.

Dan semua produk BKKBN itu harus mengena di hati anak muda. 

Jangan seperti lagu KB yang sekarang yang tidak nyambung bila diperdengarkan pada anak-anak muda. Demikian juga logonya yang tak sesuai minat kalangan milenial. 

Kapan targetnya rebranding ini tuntas?

Target saya, November 2019 rebranding ini bisa selesai. Paling lambat pertengahan Desember harus tuntas semua lomba tentag logo, lagu dan sebagainya.

Dengan rebranding ini,diharapkan generasi muda paham dan sadar tentang arti penting Keluarga Berencana. Diharapkan juga mereka sadar akan pentingnya kesehatan reproduksi, sehingga keluarga berkualitas bisa terbentuk.

Quote