Ikuti Kami

Regina Vianney Ayudya, Berjuang Untuk Kemandirian Perempuan

Dengan bisnisnya Regina tak hanya memburu keuntungan, tapi memberdayakan kaum perempuan agar produktif dan mandiri.

Regina Vianney Ayudya, Berjuang Untuk Kemandirian Perempuan
Calon anggota legislatif (caleg)  DPRD Provinsi DKI Jakarta dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta 7 Regina Vianney Ayudya.

Jakarta, Gesuri.id - Selama ini ia membangun bisnis produk kecantikan, yakni skin care natural yang berorientasi ekspor. Dengan bisnisnya itu, ia tak hanya memburu keuntungan, tapi memberdayakan kaum perempuan agar produktif dan mandiri.

Sebagian profit yang ia raih pun ia gunakan untuk pengobatan anak-anak penderita kanker di negeri ini. Ia adalah Regina Vianney Ayudya, kini, ia melebarkan sayap ke dunia politik. 

Visi yang besar untuk mendorong para perempuan di Jakarta agar bisa hidup produktif menjadi fokus perjuangannya di bidang politik.  Karena itulah ia tak ragu maju menjadi calon anggota legislatif (caleg)  DPRD Provinsi DKI Jakarta dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta 7. 

PDI Perjuangan menjadi wadah perjuangan Regina di bidang politik. Tak heran, sebab dalam dirinya mengalir 'darah' trah Partai Demokrasi Indonesia (PDI), sebagai partai 'leluhur' PDI Perjuangan.

Ya, Regina adalah cucu dari Sunawar Sukowati, salah satu pendiri PDI. 

Lantas, bagaimana ia mewujudkan visinya melalui PDI Perjuangan? Berikut cuplikan wawancara Gesuri dengan Regina beberapa waktu lalu. 

Anda awalnya bergelut di dunia bisnis. Lalu apa motivasi anda masuk politik?

Pertama, saya memiliki dorongan dalam diri saya dari dulu, agar saya bisa berguna dan jadi berkat untuk banyak orang. 

Kedua, latar belakang saya yang sebagai pelaku usaha industri kreatif UMKM. Dan selama saya menjalankan bisnis saya selama lima tahun terakhir, saya melibatkan orang-orang di sekitar saya. 

Ketika saya menyelenggarakan workshop di Bali, saya selalu menyertakan kaum perempuan, termasuk ibu-ibu rumah tangga. Sehingga ketika awal saya berwirausaha, pekerja saya yang awalnya hanya 2-3 orang, kini mencapai 100 orang. Seluruhnya perempuan. 

Jadi intinya bagaimana agar kita mengupayakan Women Empowerment. Saya ingin agar kaum perempuan, meski harus mengurus suami, anak dan keluarga, tapi tetap bisa menjadi perempuan yang mandiri dan produktif.

Dan itu semua sudah saya lakukan jauh sebelum saya menjadi Caleg. 

Sehingga menjadi Caleg ini adalah 'kendaraan' saya untuk bertemu dengan banyak warga dan kemudian membuka langsung lapangan kerja bagi mereka melalui usaha yang sudah saya miliki. Saya memberikan pelatihan ke mereka dan memberi pengetahuan tentang pola bisnis yang baik. 

Apalagi di masa pemerintahan Presiden Jokowi ini, berbisnis diberi kemudahan. Sehingga saya pun mendapat banyak dukungan dari berbagai kementerian. 

Jadi bisa dikatakan, memperjuangkan kemandirian perempuan adalah fokus perjuangan Anda sebagai Caleg dan anggota DPRD bila nantinya terpilih?

Iya. Saya turun ke lapangan dan bertemu warga, saya tak mengumbar janji manis bahwa saya akan memberikan ini-itu bila terpilih nanti. 

Yang menjadi tekad saya adalah saya akan terus bekerja dengan langkah-langkah sederhana ini  agar warga merasakan manfaat kehadiran saya. Dan pemberdayaan perempuan melalui industri kreatif rumahan ini yang akan menjadi sarana perjuangan saya mewujudkan kemandirian kaum perempuan. Mereka jadi punya penghasilan dari kreativitas mereka. 

Dan saya tak gentar berbagi ilmu ini pada siapapun. Ada satu daerah yang katanya basis pendukung Capres 02, tapi saya tetap masuk ke sana karena saya memang ingin berbagi ilmu dan manfaat pada siapapun tanpa pandang pilihan politik. 

Bagi saya terpilih atau tidak terpilih sebagai anggota DPRD, kegiatan pemberdayaan perempuan ini akan saya jalankan terus. 

Mengapa PDI Perjuangan anda pilih menjadi kendaraan politik anda?

Saya ini ibaratnya darahnya memang 'merah'. Karena kakek saya adalah salah satu pendiri PDI, Sunawar Sukowati. 

Meski saya belum pernah bertemu langsung dengan beliau, tapi pemikiran beliau dan tujuan-tujuan perjuangan beliau untuk negeri ini meresap di hati saya. 

Dahulu beliau pernah menulis sebuah buku yang berisi warning, bahwa keberagaman yang dimiliki negeri ini suatu saat bisa menjadi 'senjata makan tuan'. Dan sekarang potensi-potensi seperti itu mulai terlihat, ketika ada kelompok yang ingin berkuasa dengan bersenjatakan isu suku, agama, ras dan sebagainya. 

Keluarga anda sendiri apakah beragam?

Iya, saya memang sudah terbiasa dengan keberagaman. Kakek saya adalah seorang Muslim, istrinya atau nenek saya seorang Kristiani. Mereka punya anak 8, sebagian besar Muslim dan yang Kristiani 2 orang, termasuk ibu saya. 

Jadi, Bhinneka Tunggal Ika itu memang sudah ada di keluarga saya.

 Maka, saya tak sampai hati melihat bangsa ini mau dipecah belah dengan isu suku atau agama. Apalagi Pancasila mau diacak-acak juga. 

Jadi, bisa dibilang, loyalitas anda terhadap PDI Perjuangan ini kuat karena anda memang trah PDI?

Iya. Bahkan dikala banyak kenalan saya berpolitik secara pragmatis, saya tak goyah. 

Misalnya ada yang pindah partai karena ia tak direkomendasikan sebagai Caleg. Kalau saya, dicalonkan atau tidak sebagai Caleg pun, saya tetap PDI Perjuangan. Karena darah saya memang sudah merah sejak asalnya.

Selain di PDI Perjuangan, anda pernah aktif di organisasi apa?

Saya aktif di Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) sejak usia saya 24 tahun. Jadi saya aktif di organisasi yang kebanyakan anggotanya seusia dengan ibu dan nenek saya.

Tapi tak apa, karena saya memang ingin belajar dari mereka yang sudah senior. Saya juga bergabung di Kadin DKI.

Setelah itu saya masuk ke Banteng Muda Indonesia (BMI) yang merupakan bagian dari PDI Perjuangan. saya dipercaya menjadi Ketua Bidang Ekonomi. 

Dan ternyata ideologi PDI Perjuangan yang memperjuangkan kaum Marhaen cocok dengan bidang saya yang terkait industri kreatif dan UMKM. Saya pun menggagas paket usaha kecil untuk memberdayakan para kader menjadi  pelaku-pelaku usaha baru, menjadi Marhaen-Marhaen baru. 

Sesuai amanat Ibu Ketua Umum, setiap Caleg harus mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf. Apa yang sudah anda lakukan untuk itu?

Jujur, setiap saya berkampanye, justru saya mengkampanyekan Pak Jokowi. Karena beliau memang idola saya. Salah satu yang membuat saya terjun ke politik adalah keberadaan pak Jokowi.

Saya menyampaikan pada warga, bahwa pembangunan infrastruktur yang pak Jokowi lakukan sangat bermanfaat. Dan kita harus memberi kesempatan pada Pak Jokowi untuk menyelesaikan itu semua. 

Apalagi, pak Jokowi  masih punya PR dalam pembangunan sumber daya manusia. Jadi, pak Jokowi memang harus 2 periode.

Quote