Ikuti Kami

Aksi Kamisan, Angga Jaya Kecam Pemutihan Sejarah Tragedi Semanggi I

Angga Jaya menyerukan kritik keras terhadap pemerintah yang dianggap gagal menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

Aksi Kamisan, Angga Jaya Kecam Pemutihan Sejarah Tragedi Semanggi I
Kader Muda PDI Perjuangan, Angga Jaya.

Jakarta, Gesuri.id - Dalam aksi Kamisan yang digelar di depan Istana Negara, Kamis (13/11/2025), ratusan massa memperingati 27 tahun Tragedi Semanggi I. 

Kader Muda PDI Perjuangan, Angga Jaya, menyerukan kritik keras terhadap pemerintah yang dianggap gagal menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

“Hari ini, tanggal 13 November, tepat 27 tahun sejak penembakan 13 mahasiswa di Tragedi Semanggi I. Tapi keadilan tak pernah datang,” teriak Angga Jaya di tengah massa yang mengenakan pakaian serba hitam.

Ia menilai bahwa pemerintah justru mempermainkan nurani publik dengan memutihkan sejarah dan mengangkat tokoh yang bertanggung jawab dalam tragedi berdarah tersebut menjadi pahlawan nasional. 

“Bukannya memberikan keadilan, istana malah memutarbalikkan fakta dan memutihkan dalang penembakan itu — Soeharto! Kini, dia dijadikan pahlawan nasional, sementara 13 mahasiswa yang gugur justru dilupakan,” ujarnya lantang.

Menurut Angga, hal ini merupakan bentuk ironi sejarah yang memalukan. “Apakah Indonesia kini menjadi negara yang memupuk pengkhianat bangsa?” serunya disambut teriakan solidaritas dari para peserta aksi.

Aksi Kamisan kali ini juga menyoroti situasi politik terkini di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang dianggap mengulang pola represi terhadap masyarakat sipil. “Aparat kembali dikerahkan, kebebasan dibungkam, dan kebenaran diputarbalikkan. Rezim ini seperti ingin menghapus memori luka bangsa,” tegas Angga Jaya.

Seruan moral kepada generasi muda untuk terus mengingat sejarah dan memperjuangkan kebenaran. “Kita, generasi muda, harus menjadi pengingat peristiwa kelam ini. Tragedi Semanggi adalah noda merah dalam sejarah bangsa, dan Soeharto bukan pahlawan!”.

Aksi Kamisan ke-886 ini menjadi momentum refleksi sekaligus perlawanan terhadap pelupaan sejarah. Para peserta menegaskan, perjuangan menuntut keadilan bagi para korban Tragedi Semanggi I tidak akan berhenti sampai negara mengakui kebenaran dan menghukum pelaku yang bertanggung jawab.

Quote