Ikuti Kami

Ansy Lema: Pandemi Momentum Menuju Kedaulatan Pangan!

"Saya diminta memaparkan tentang kebijakan negara menangani pangan di tengah pandemi berdasarkan apa yang saya alami, lakukan".

Ansy Lema: Pandemi Momentum Menuju Kedaulatan Pangan!
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema)  menghadiri diskusi virtual yang diselenggarakan Kelompok Menulis di Koran dan Diskusi Filsafat Ledalero, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), baru-baru ini. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema)  menghadiri diskusi virtual yang diselenggarakan Kelompok Menulis di Koran dan Diskusi Filsafat Ledalero, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), baru-baru ini. 

Baca: TB Hasanuddin Beri Bantuan Pada Baguna Majalengka

KMK Ledalero adalah sebuah kelompok minat khusus di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero beranggotakan mahasiswa STFK Ledalero yang konsisten menekuni kegiatan tulis-menulis dan diskusi filsafat. 

Ansy mengungkapkan, sejak belasan tahun lalu, tulisan-tulisan dari anggota KMK gampang ditemukan di Flores Pos, Pos Kupang, Suara Pembaruan dan Kompas, dan turut menjadi "vitamin", merawat akal sehat dan mewarnai ruang publik. 

"Saya diminta memaparkan tentang kebijakan negara menangani pangan di tengah pandemi berdasarkan apa yang saya alami, lakukan, dan amati," ujar Ansy. 

Menurut Ansy, pangan tidak hanya memiliki fungsi biologis, tetapi fungsi simbolik.

Ansy mengutip seorang filsuf bernama Alexander Nutzenadel dalam bukunya Food and Globalization (2008) yang menyatakan: KAMU ADALAH APA YANG KAMU MAKAN. 

"Artinya, pola produksi, distribusi dan konsumsi pangan sebuah bangsa menunjukkan identitasnya yang sesungguhnya," ujar Ansy.

"Pangan adalah senjata, kunci strategis kemajuan suatu bangsa," tambah Politisi PDI Perjuangan itu. 

Ansy melanjutkan, pangan memiliki fungsi simbolik, untuk menakar kemajuan peradaban bangsa Indonesia. 

Pangan juga, lanjut Ansy, adalah vaksin yang utama untuk menyediakan nutrisi bagi tubuh. 

"Supaya bisa menjadi vaksin, pangan harus sehat karena pangan yang sehat mendukung terciptanya kesehatan masyarakat," ujar Ansy. 

Karena itu, sambung Ansy, negara harus menyediakan pangan yang sehat, bergizi, terjangkau bagi rakyat di tengah pandemi. 

Ansy menegaskan, momentum pandemi harus mentransformasi kebijakan pangan menuju kedaulatan dan kemandirian pangan. 

Menurut Ansy, Indonesia harus meminimalisasi impor pangan sembari mendukung petani, peternak, dan nelayan untuk menghasilkan pangan sehat produk dalam negeri. 

"Sebagai anggota Komisi IV DPR RI, saya menjalankan fungsi anggaran dan fungsi pengawasan agar kebijakan pangan di tengah pandemi memihak rakyat," ujar Ansy. 

Meminjam argumentasi Vicky Djalong,  Ansy bertekad mengangkat narasi tandingan atau counter narrative terkait monopoli paradigma pangan di tengah pandemi. 

Tidak hanya mengajukan pertanyaan, para mahasiswa dan dosen STFK Ledalero yang hadir saat diskusi menekankan pentingnya etika publik bagi seorang politisi seperti bersih dari korupsi, hidup sederhana, dan rendah hati. 

Baca: Banjir Jakarta, Dewi: Anies Hanya Bikin Rekayasa Cerita

"Bagi saya, politik adalah tindakan iman sekaligus medan untuk melakukan eksperimen demokrasi, khususnya untuk mewujudnyatakan transformasi, bukan transaksi," ujar Ansy. 

"Terima kasih atas kesempatan diskusi dan sharing bersama KMK Ledalero. Semoga KMK Ledalero terus menjadi kawah candradimuka yang melahirkan pemikir-pemikir kritis dan terlibat aktif merawat kewarasan di ruang publik di Indonesia," tambahnya.

Quote