Ikuti Kami

Inspirasi Ramadan, KH Zainal Mustofa Marhaenis-Pejuang Islam

Inspirasi Ramadan BKN PDI Perjuangan pada Minggu (10/4) menghadirkan Gus Milal yang membawakan tema keteladanan KH. Zainal Mustofa. 

Inspirasi Ramadan, KH Zainal Mustofa Marhaenis-Pejuang Islam
Inspirasi Ramadan BKN PDI Perjuangan pada Minggu (10/4) menghadirkan Gus Milal yang membawakan tema keteladanan KH. Zainal Mustofa. 

Jakarta, Gesuri.id - Inspirasi Ramadan BKN PDI Perjuangan pada Minggu (10/4) menghadirkan Gus Milal yang membawakan tema keteladanan KH. Zainal Mustofa. 

Baca PDI Perjuangan Bukber-Mengaji Bersama Cak Nun & Kiai Kanjeng

KH. Zainal Mustafa merupakan pemimpin sebuah pesantren di Tasikmalaya juga seorang pejuang Islam pertama dari Jawa Barat yang melakukan pemberontakan terhadap Jepang. 

Meskipun beliau dikenal sebagai seorang Kyai, namun hati dan perjuangannya selalu berpihak kepada rakyat kecil, ikut berbaur dan merasakan situasi dan kondisi masyarakat sekitar. 

"Beliau ini merupakan seorang tokoh yang saya kira sangat istimewa sekali, meskipun dikenal sebagai seorang ulama, tapi hatinya dia juga seorang petani, seorang marhaen, sehingga ia tidak nyaman jika para petani ditindas," jelas Gus Millal dalam talkshow Inspirasi Ramadan BKN PDI Perjuangan dengan Host Abdul Ghani. 

Sejarawan santri itu kemudian menjelaskan bahwa nama KH. Zainal Mustofa dikenal semenjak ia kembali dari tanah suci Mekkah usai menjalankan ibadah haji. Sebelumnya beliau bernama Hudaemi, namun setelah menunaikan ibadah haji pada 1927 namanya kemudian berganti menjadi Zainal Mustofa. 

Sejak remaja, KH. Zainal Mustofa kenyang dengan pendidikan agama. Ia belajar ilmu agama di banyak pondok pesantren, khususnya di Jawa Barat. 

"Dirinya pernah menjadi santri di Cilengah Tasikmalaya dan Sukamiskin serta bergaul dengan para ulama di zamannya. Sehingga ketika NU berdiri, pada 1933 dia diamanahkan untuk menjadi pengurus NU dan diangkat menjadi Wakil Rais Syuriah NU Cabang Tasikmalaya," ungkap Gus Milal. 

Sikap kritis KH Zainal Mustofa terhadap kebijakan penjajah kolonial menjadikannya incaran Jepang. Bukan hanya melalui mimbar, sikap kritis terhadap kebijakan kolonial juga dituangkan dalam berbagai aksi. Akibatnya, KH. Zainal Mustofa ditangkap dan dipenjarakan termasuk bersama KH Ruhiat pimpinan Pesantren Cipasung. 

"Kyai Zainal Mustofa ini sudah lama diincar, karena memang sejak era Belanda, Kyai Zainal Mustofa ini sudah dikenal sebagai ulama yang berani melawan. Dan sikap ini berlanjut sampai era Jepang," papar Gus Milal. 

Kyai Zainal juga dikenal sebagai pendekar yang memiliki amalan dan doa-doa dalam setiap tindakannya. Itulah yang menjadikan rakyat dan para santri tidak takut menghadapi Jepang meskipun hanya berbekal bambu runcing. 

"Selain sebagai seorang ulama, Kyai Zainal Mustofa juga seorang pendekar. Selain tentu beliau memiliki banyak informan, namun dia juga memiliki amalan dan doa-doa. Hal inilah yang menjadikan para Santri berani meskipun hanya berbekal bambu runcing," ungkap Gus Milal. 

Perlawanan rakyat yang digaungkan KH. Zainal Mustofa memiliki peran strategis dalam mendudukkan kembali hubungan dengan kolonial Jepang. Ia berani menjadi martir dalam upayanya melakukan perlawanan kepada Jepang. 

"Saat Jepang masuk ke Indonesia, memang pada awalnya mereka dekat dengan umat Islam dan jarang sekali terjadi kontak fisik. Perlawanan Kiyai Zainal Mustofa menginspirasi para ulama lainnya untuk berani membela diri," lanjut Gus Milal. 

Baca Cak Nun Hadir di Acara Bukber PDI Perjuangan

Perlawanan rakyat Tasikmalaya yang dikomandoi oleh Kiyai Zainal Mustofa, telah menyadarkan para ulama agar menjadi garda terdepan dalam melakukan perlawanan terhadap kolonial Jepang. 

"Dampak dari kejadian ini, Jepang akhirnya memiliki pandangan yang berbeda saat berhadapan dengan ulama, sehinga mereka kemudian lebih lembut saat berhadap dengan ulama kalau tidak mau terjadi seperti Kyai Mustofa ini," ungkap Gus Milal. 

Di akhir obrolan bersama sejarawan asal Kajen Pati ini, Gus Milal berpesan agar dapat mengambil keteladanan dari seorang KH. Zainal Mustofa, dimana seseorang diharapkan berani mengambil sikap terhadap sesuatu yang menindas, sebagaimana Kyai Zainal Mustofa yang berani melawan Jepang meskipun harus mengorbankan nyawanya.

Quote