Ikuti Kami

Mercy Harap Gotong Royong dalam Renovasi Baileo Latuhalawa

Mercy: Sebagai tanggungjawab anak-anak adat adalah ikut mendukung proses renovasi pembangunan baileo Negeri Latuhalat ini.

Mercy Harap Gotong Royong dalam Renovasi Baileo Latuhalawa
Anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan dapil Provinsi Maluku, Mercy Chriesty Barends.

Ambon, Gesuri.id - Anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan dapil Provinsi Maluku, Mercy Chriesty Barends, berharap kegiatan renovasi pembangunan Baileo Latuhalawa Ukuhuri Papala oleh masyarakat adat setempat agar dilakukan saling bahu-membahu atau gotong royong disertai dukungan berbagai pihak lainnya, sehingga prosesnya akan cepat selesai.

Baca: Puan Dorong Peningkatan Investasi di RI ke Parlemen Qatar

"Sebagai tanggungjawab anak-anak adat adalah ikut mendukung proses renovasi pembangunan baileo Negeri Latuhalat ini, agar pada waktunya bisa segera selesai, dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Negeri Latuhalat," ucap Mercy, didampingi Raja Negeri Latuhalat, Audi Salhuteru A.Md saat kembali mengunjungi Negeri Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Minggu (4/12).

Politisi PDI Perjuangan Maluku ini langsung melihat dari dekat proses renovasi Baileo (rumah adat), Latuhalawa Ukuhuri Papala.

Menurut Mercy, dengan melakukan renovasi pembangunan Baileo Negeri Latuhalat yang mengalami beberapa kerusakan saat ini, akan memperkuat posisi Latuhalat sebagai negeri adat. Sebab, Baileo merupakan salah satu dari entitas adat yang membuktikan bahwa Latuhalat adalah negeri adat.

"Sebagai anak-anak adat kalau kita dengar baileo itu artinya rumah, di mana orang tua-tua kita orang dulu kalau bertemu untuk selesaikan berbagai masalah apa saja berkaitan dengan negeri, semua buka tikar duduk di Baileo atau rumah adat itu untuk diselesaikan," jelas MCB, sapaan akrab Mercy Chriesty Barends.

Sementara itu, Raja Negeri Latuhalat, Audi Salhuteru A.Md, mengungkapkan, yang direnovasi adalah atap baileo secara keseluruhan, yang sebelumnya menggunakan atap jenis rumbia (Daun Sagu) diganti dengan atap jenis spandek.

"Berdasarkan kesepakatan bersama para tetua adat dan tiga pendeta jemaat dalam rapat dan doa, sehingga disepakati atapnya diganti dengan spandek saja, karena atap rumbia susah didapatkan. Sementara untuk Manumata kita pakai atap agar simbol adat tidak hilang," ungkap Audi.

Dikatakan Audi, anggaran untuk renovasi Baileo Negeri Latuhalat dengan ukuran 9x15 meter persegi itu bersumber dari Dana Desa (DD) sebesar Rp 72 juta, juga ada swadaya dari masyarakat serta bantuan uang dari Ibu Mercy Chriesty Barends senilai Rp 25 juta.

"Renovasi hanya dianggarkan Rp 72 juta potong ongkos kerja 30 persen atau Rp 18 juta dan potong pajak 12 persen atau Rp 8 juta," tuturnya.

Dia menjelaskan, pasca dibangun sejak tahun 2006 silam, Baileo Negeri Latuhalat sudah dua kali direnovasi. Dan proses renovasi Baileo kedua kali ini ditargetkan selesia pada Senin, 5 Desember 2022, hari ini.

Baca: Satarudin: Perempuan Jangan Takut Berpolitik

"Nanti yang tutup atap terakhir dari Soa Tutuarung. Kalau Soa Tutuarung sudah bekerja, berarti tidak ada lagi yang bekerja, semua sudah selesai. Dan Baileo ini hanya untuk kegiatan adat saja, seperti musyawarah desa dan Musrenbang," jelasnya.

"Dan kedepannya kita mau buat RPJMDes dan juga Festival Sukun. Kalau di Negeri Hutumuri buat Festival Durian, maka kita buat Festival Sukun," tambah Audi.

Quote