Ikuti Kami

Perjuangkan Hak Warga Sunda Wiwitan, PDI Perjuangan Dipuji

PDI Perjuangan sebagai partai berideologi Pancasila harus menjadi yang terdepan dalam melindungi kebebasan warga negaranya.

Perjuangkan Hak Warga Sunda Wiwitan, PDI Perjuangan Dipuji
Batu Satangtung di Kawasan Curug Goong, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Sekjen Satu Pena, Kanti W Janis menegaskan sikap DPD PDI Perjuangan Jawa Barat (Jabar) yang mendesak Bupati Kuningan sekaligus juga kader PDI Perjuangan, Acep Purnama, untuk mengembalikan hak-hak konstitusi warga Adat Karuhun Urang Sunda Wiwitan (AKUR), Cigugur sangat tepat. 

Baca: Segel Makam Sunda Wiwitan, Pemda Bermitra Dengan Preman

Kanti menegaskan, PDI Perjuangan sebagai partai berideologi Pancasila harus menjadi yang terdepan dalam melindungi kebebasan warga negaranya dalam beragama dan beribadah sesuai kepercayaannya. 

"Sebagai pelindung utama nilai-nilai kebhinekaan dan keadilan sosial, sudah menjadi kewajiban bagi para kader untuk saling mengoreksi kader yang melanggar nilai-nilai ideologis partai," ujar Kanti. 

Jangan sampai, lanjut Kanti, Pancasila sekedar jargon semata apalagi alat kampanye tanpa implementasi nyata di lapangan. Jika itu terjadi, PDI Perjuangan akan kehilangan roh Pancasila dan kharisma.

Maka, sambung Kanti, sudah tepat sikap DPD PDI Perjuangan Jabar yang dipimpin Ketua Ono Surono dalam mendesak Bupati Kuningan untuk mengembalikan hak-hak konstitusi warga Adat Karuhun Urang Sunda Wiwitan.

"Sikap itu bisa jadi beban moral bagi para kader lain jika mencoba untuk merobek nilai-nilai persatuan. Apalagi berkolaborasi dengan ormas pembajak agama yang selama ini juga menginjak-injak nama PDI Perjuangan," ujar Kanti.

Kanti melanjutkan, sebelum menuntut pihak-pihak lain mengamalkan Pancasila, PDI Perjuangan memang harus memulainya dari "tubuh sendiri".

"Masalah pelarangan pendirian pemakaman masyarakat AKUR harus diselesaikan dan menjadi tanggung jawab partai," ujar Kanti. 

Baca: Makam Sunda Wiwitan Disegel, Stop Promosi Wisata Budaya!

Perlu diingat, lanjut Kanti, masyarakat adat seperti AKUR adalah penjaga adat istiadat. Dan adat istiadat nusantara adalah identitas kita. 

Mereka juga penjaga kelestarian alam yang paling militan. Karena ajaran mereka adalah memperlakukan alam sebagai bagian dari diri sendiri. Uang seberapa banyak pun tidak akan membuat mereka menjual alam. 

"Jangan hanya jadikan kebudayaan nusantara maupun alam Indonesia sebagai komoditi pariwisata semata. Giliran diserang dan dirusak kita diam saja," pungkas Kanti.

Quote