Ikuti Kami

Saparan, Tuti Roosdiono Ajak Warga Jaga Warisan Budaya

Saya mengingatkan kepada kita semua untuk hidup dalam kebersamaan dengan cara saling GOTONG ROYONG, GUYUB RUKUN dan TANDANG GAWE

Saparan, Tuti Roosdiono Ajak Warga Jaga Warisan Budaya
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Tuti Nusandari Roosdiono

Salatiga, Gesuri.id - Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai dan melestarikan budayanya. Demikian disampaikan Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Tuti Nusandari Roosdiono saat menghadiri kegiatan Kirab Budaya Merti Desa yang diadakan Kelurahan Tegal Rejo, Bawen, Kota Salatiga, Minggu, (7/10/2018).  

Acara Kirab Budaya Merti Desa atau yang biasa disebut "Saparan".  Acara tahunan ini diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat. Tua muda, kaya miskin, dan apapun profesinya serta latar pendidikannya.

Menjelang acara di hari H, seluruh warga desa bersemangat untuk berkumpul bersama. Masing-masing menyumbang anggaran kegiatan secara gotong royong. Berlatih bersama, untuk kesuksesan acara tersebut, sekaligus membawa dampak
KEGOTONG ROYONGAN, KEGUYUB RUKUNAN dan bersama mensukseskan acara dengan TANDANG GAWE bersama.
 
"Antusiasme masyarakat sangat besar terlihat dari banyaknya peserta yang berpartisipasi dan pengunjung yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan budaya yang berlokasi di lapangan Kelurahan Tegal Rejo, Bawen," ungkap Tuti kepada Gesuri.id, Selasa (9/10). 

Pada pagi hingga siang hari, tambah Tuti, kegiatan Saparan diisi oleh pentas seni dari masing-masing RT. Ada sekitar 10 RT yang berpartisipasi. Lalu sore hari diisi dengan pertunjukan Kuda Lumping Langen Turangga Sakti.

Tuti Roosdiono yang merupakan Wakil Rakyat dari Daerah pemilihan Jawa Tengah I, menyempatkan waktu untuk hadir di tengah kesibukannya sebagai Anggota Dewan.

Pada acara Merti Desa ini, Tuti menyampaikan rasa bangga kepada masyarakat yang hadir, karena hingga kini terus melestarikan adat dan budaya merti desa yang sudah rutin dilaksanakan setiap setahun sekali. 

"Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai dan melestarikan budayanya. Saya mengingatkan kepada kita semua untuk hidup dalam kebersamaan dengan cara saling GOTONG ROYONG, GUYUB RUKUN dan TANDANG GAWE. Karena sebagai mahluk sosial kita pasti akan membutuhkan bantuan dari orang-orang di sekitar, jika kita semua hidup saling membantu dan tolong-menolong maka akan tercipta kerukunan antar masyarakat," harap Tuti.

Acara Merti Desa ini, turut dimeriahkan oleh oleh Dalang wanita Ibu Rumiyati yang melantunkan sebuah lagu daerah yang berjudul “Holopis Kuntul Baris” yang kemudian ikuti dan dinyanyikan juga oleh para pengunjung yang hadir. 

Terakhir, Tuti Roosdiono menyerahkan Piala kepada peserta lomba yang menjadi Juara 1,2 dan 3. Lalu setelah itu acara di lanjutkan dengan pertunjukan kesenian Kuda Lumping Langen Turangga Sakti sampai malam hari.

Diketahui, Indonesia memiliki ragam bahasa, kesenian, tradisi, pola hidup, falsafah hidup dan lain sebagainya yang menjadi ciri khas sebuah masyarakat. 

Hal itu juga terdapat di Salatiga yang memiliki kebudayaan berupa tradisi Saparan, sebuah tradisi warisan leluhur yang berfungsi sebagai pedoman dalam bermasyarakat. Saparan sendiri berasal dari kata “Sapar” yang ada pada salah satu bulan dalam penanggalan Jawa. Karena itu, Saparan hanya dilakukan sekali dalam setahun yaitu pada bulan Sapar di tiap-tiap daerah.
 
Kegiatan Saparan identik dengan merti desa sehingga saparan dapat diartikan memelihara desa yaitu masyarakat akan menjalankan ritual baik berupa selametan maupun pertunjukan spiritual dan juga membersihkan keramatan (kuburan) dan tempat-tempat khusus yang dianggap sakral dan harus dilestarikan.

Pelaksanaan tradisi saparan di setiap daerah memiliki makna dan nilai yang berbeda-beda di setiap kegiatannya. Kegiatan-kegiatan dalam tradisi Saparan di kelurahan Tegalrejo sudah tersusun sedemikian rupa dan mengikuti perkembangan saat ini tanpa meninggalkan makna yang sesungguhnya.  

Kegiatan Saparan di Tegalrejo antara lain kerja bakti, bersih kubur, doa bersama, dandan kali, kirab budaya, kenduridan penampilan kesenian Gambyong dan Tayub yang wajib dilaksanakan.

Quote