Ikuti Kami

Serap Aspirasi Petani Wanita Belu, Ansy Utus Staf

Ansy: Mereka adalah mama-mama luar biasa yang bergerak membantu perekonomian keluarga. 

Serap Aspirasi Petani Wanita Belu, Ansy Utus Staf
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) mengutus staf nya untuk mengunjungi  kelompok penerima program bantuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan). (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id -  Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) mengutus staf nya untuk mengunjungi  kelompok penerima program bantuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan).

Baca: Ansy Pastikan Petani TTS Dapat Bantuan Hand Tractor

Ditemani Ida Bria, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Belu dan Pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Belu  Marsel Bria Muti serta Reynold Fangidae, staf Ansy mengunjungi kelompok penerima program bantuan P2L dari Kementan.

"Kelompok yang dikunjungi pada Senin, 19 Oktober 2020 adalah dua kelompok penerima bantuan P2L dari Kabupaten Belu, yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Burlon dari Desa Lawalutolus, Kecamatan Tasifeto Barat dan KWT Anima, Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur," ungkap Ansy. 

Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, mereka adalah mama-mama luar biasa yang bergerak membantu perekonomian keluarga. 

Setelah mendapatkan kucuran bantuan P2L masing-masing sebesar Rp 75 juta, dua kelompok ini sudah melakukan penanaman berbagai macam jenis sayuran dengan sistem hidroponik. 

"Sayuran dan buah-buahan yang mereka tanam adalah kangkung, brokoli, bayam, jeruk nipis, kelor, picai, bawang merah, tomat, Lombok, dan stroberi," ujar Ansy 

Anggota DPR dari Dapil NTT II itu melanjutkan, dua kelompok mama-mama ini bercerita bahwa mereka sangat senang bisa mendapatkan alokasi bantuan P2L. 

Hanya saja, mereka masih membutuhkan bantuan dalam mengembangkan pekarangan pertanian mereka.

"Saat ini, mereka masih melakukan pembuatan pupuk organik secara manual.  Karena dilakukan secara manual, waktu yang dibutuhkan cukup lama yaitu kurang lebih tiga minggu," papar Ansy.

Oleh sebab itu, sambung Ansy, mama-mama ini berharap bisa mendapatkan bantuan mesin pengolah pupuk agar hasil pupuk yang dibuat lebih halus lagi dan bisa bekerja lebih cepat. 

Di sisi lain, mereka juga mengalami kendala air, terutama bagi KWT Anima. Ansy mengungkapkan, untuk mendapatkan air, mama-mama KWT Anima ini harus membeli tangki air dengan harga satu mobil tangki sebesar Rp 75.000 – Rp 100.000.

Baca: Hasto: Elit Politik Skeptis Akibat Iri & Tak Lagi Berjabatan

"Melalui kunjungan langsung yang dilakukan staf saya ini, saya mencatat aspirasi, kebutuhan dan kendala yang dialami oleh masyarakat. Kehadiran Ibu Ida Bria selaku Kepala Bidang Ketahanan Pangan Kabupaten Belu juga sangat membantu saya dalam melakukan koordinasi," ujar Ansy.

"Untuk membantu masyarakat kecil, dibutuhkan kerja sama dengan berbagai elemen terkait agar pengembangan pertanian bisa berjalan optimal," pungkasnya.

Quote