Ikuti Kami

Wayang Kulit Lakon Wahyu Pamong Sejati, Marsono Sebut Bersama Membangun Tulungagung Maju

Memiliki arti mengandung pengetahuan bagaimana sosok figur pamong diceritakan sebagai tokoh smart tidak.

Wayang Kulit Lakon Wahyu Pamong Sejati, Marsono Sebut Bersama Membangun Tulungagung Maju

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur, Marsono menyebut pentas wayang kulit lakon Wahyu Pamong Sejati dapat memberikan motivasi kepada seluruh stakeholder untuk bersama-sama mendukung pembangunan membawa Tulungagung Maju.

Lakon Wahyu Pamong Sejati, kata Politisi PDI Perjuangan memiliki arti mengandung pengetahuan tentang bagaimana sosok figur pamong diceritakan sebagai tokoh smart tidak seperti masyarakat biasa, akan tetapi yang sebenarnya adalah Batara Ismaya seorang dewa yang luhur dan bijaksana yang selalu berdiri di jalan yang benar dan menjadi panutan oleh para ksatria.

“Dalam cerita pewayangan sosok figur Batara Ismaya atau lebih dikenal dengan panggilan Semar Badranaya. Meskipun dia adalah salah satu pemimpin para dewa, tidak ada golongan makhluk apa pun yang menakutinya, kecuali ayahnya sendiri, Sang Hyang Tunggal,” ucap Marsono.

Hal itu diungkapkan Marsono dalam kata sambutan sebelum pentas wayang kulit lakon Wahyu Pamong Sejati dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-819 Kabupaten Tulungagung dan Hari Wayang Nasional dibawakan oleh dalang kondang asal Rembang, Jawa Tengah, Ki Sigit Ariyanto dengan lawakan Jo Klithik-Jo Klutuk di halaman Gedung DPRD Tulungagung, Senin (16/12/2024) malam.

Marsono menambahkan, pagelaran wayang kulit lakon Wahyu Pamong Sejati ini diharapkan bisa memberikan motivasi kepada semuanya untuk bersama-sama mendukung pembangunan Kabupaten Tulungagung menuju Tulungagung berkarya membangun bersama untuk maju sesuai tema peringatan hari jadi ke-819 Kabupaten Tulungagung 2024.

Lebih lanjut Marsono menjelaskan
pentas wayang kulit merupakan salah satu jenis seni pertunjukan yang memasyarakat dan mudah diterima di semua kalangan karena pagelaran wayang tidak sekedar tontonan atau hiburan namun juga merupakan tuntunan dan tatanan yang mengandung nilai-nilai religius etis dan estetis.

“Pelajaran wayang kulit yang setara dengan pendidikan budi pekerti ini diharapkan dapat memberikan solusi alternatif untuk mengatasi berbagai krisis di kehidupan bermasyarakat,” terangnya.

“Selain itu, wayang kulit merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dan bagian dari kearifan lokal keberadaannya tidak akan mati hal tersebut dapat digambarkan dengan setiap pagelaran wayang kulit selalu dihadiri dan ditonton oleh banyak orang, dan tidak hanya orang tua remaja pun banyak yang menonton dan dengan menikmati pagelaran ini,” imbuhnya.

“Pentas wayang kulit lakon Wahyu Pamong Sejati ini diharapkan kita semua bisa memetik makna positif dari lakon yang digelar pada malam hari ini,” pungkasnya.

Sumber: mattanews.co

 

Quote