Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo menekankan pentingnya literasi finansial di era ekonomi digital.
Andreas menyebutkan bahwa Komisi XI memiliki peran strategis dalam mengawasi sektor keuangan, termasuk kebijakan pasar modal dan perkembangan aset kripto.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!
“Kita harus memastikan regulasi berjalan, tetapi juga memastikan masyarakat memahami peluang dan risiko dalam berinvestasi,” ujar Andreas.
Wakil Ketua Badan Supervisi Otoritas Jasa Keuangan (BSOJK), Candra Fajri Ananda, memperkenalkan peran lembaga baru tersebut yang bertugas melakukan pengawasan terhadap kinerja OJK. Ia menekankan bahwa BSOJK hadir untuk memastikan OJK bertindak profesional, independen, dan akuntabel dalam mengawasi industri jasa keuangan.
“Supervisi kami bersifat strategis dan menyeluruh demi memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem keuangan,” jelasnya.
Anggota Badan Supervisi OJK lainnya, Didid Noordiatmoko, membahas isu kripto dan tantangan regulasi dalam mengimbangi cepatnya perkembangan teknologi aset digital. Ia menyoroti pentingnya perlindungan investor pemula dan membangun sistem pengawasan terintegrasi.
“Kami fokus membangun ekosistem yang sehat dan aman, sehingga kripto bisa dimanfaatkan secara maksimal tanpa menimbulkan risiko sistemik,” tegas Didid.
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar
Sementara itu, Prasetyantoko, yang juga merupakan anggota BSOJK, menyampaikan pentingnya penguatan pasar modal sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi jangka panjang. Ia mendorong integrasi antara teknologi digital dan stabilitas regulasi demi menjangkau lebih banyak investor ritel.
“Pasar modal yang kuat harus didukung oleh literasi, transparansi, dan partisipasi aktif masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk membangun kesadaran bersama tentang pentingnya peran semua pihak dalam menciptakan ekosistem keuangan yang inklusif, aman, dan berkelanjutan di Indonesia