Ikuti Kami

Anies Mau Ikut Belanda Pakai Sepeda? Gembong: DKI Semrawut

Sekarang orang masih takut menggunakan sepeda, takut keamanannya dan kenyamanannya.

Anies Mau Ikut Belanda Pakai Sepeda? Gembong: DKI Semrawut
Ilustrasi, Jakarta Semrawut.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Gembong Warsono, menyinggung kondisi Jakarta yang semrawut.

Itu terkait Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bercerita soal tulisan 'Anda bukan terjebak, tapi bikin macet' yang dilihatnya pada kaus yang dikenakan salah seorang pesepeda. 

Baca: Gembong Ingatkan Anies Cari Teroboson Buat Kantong Parkir

"Sekarang orang masih takut menggunakan sepeda, takut keamanannya dan kenyamanan pesepeda kan belum terjamin, dengan situasi semrawut Jakarta seperti ini," ujar Gembong kepada wartawan, Sabtu (30/11) malam.

Gembong bercerita Anies berupaya mengikuti Belanda yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan sepeda sebagai transportasi. Namun, Jakarta, sebut Gembong, masih jauh dari kesan ramah pesepeda.

"Karena kan Jakarta ceritanya ingin megikuti Belanda, cuma kultur kita sudah berubah, kultur kita sudah terlanjut berubah, jadi sudah kultur yang sudah terbiasa enak," tutur Gembong.

"Kedua persoalannya karena memang Jakarta belum ramah untuk pesepeda, ini problem dua hal yang perlu dituntaskan maka kalau saya dari fraksi PDI Perjuangan mendorong pertama yang harus didorong pak Anies adalah bagaimana Pak Anies menyediakan transportasi massal yang baik, aman nyaman kan gitu, ketika itu sudah tercapai secara otomatis, yang diharapkan orang untuk pindah ke transportasi massal itu secara otomatis berpindah, ketika perpindahan itu sudah maksimal maka jalur sepeda yang kita dorong, harusnya seperti itu kalau tahapan yang jauh lebih baik," lanjutnya.

Sementara itu, Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menilai cerita Anies soal tulisan di kaus pesepeda tersebut mengandung unsur jenaka sekaligus unsur kritis.

"Ada unsur jenakanya, untuk membuat orang tidak mudah marah ditengah kemacetan ibu kota. Namun ada unsur kritisnya, bahwa yang kuat, yang secara ekonomis berkecukupan, jangan ingin serba menang, serba bebas, mentang-mentang, dan suka menyalahkan pihak lain yang lebih lemah dan sedang berjuang untuk kesetaraan dan keadilan," ujar Hendrawan secara terpisah.

Pesan tulisan yang disampaikan Anies itu, sebut Hendrawan, mengandung pesan kearifan. Menurutnya pesan itu dapat menggenjot semangat toleransi, solidaritas, sekaligus egaliterisme.

"Ada segmen masyarakat yang menyambut dengan gembira, tapi tetap lebih banyak segmen lain yang menyukai kecepatan dan kenyamanan. Itu sebabnya harus sabar dan jangan berharap sukses dalam waktu pendek. Perilaku masyarakat juga dipengaruhi ketersediaan jaringan infrastruktur mobilitas yang tersedia," lanjutnya.

Baca: DKI Jakarta Dinilai Belum Siap Akan Kehadiran Otoped Listrik

Sebelumnya, Anies bercerita pernah menemukan tulisan menarik pada kaus pesepeda. Tulisan itu seperti menegaskan pengendara sebenarnya tidak terjebak kemacetan.

"Saya pernah suatu seketika bersepeda bersama-sama dengan beberapa teman, lalu ada satu orang pesepeda menggunakan kaos. Kaos itu di belakang ada tulisan besar. Kalimatnya begini, 'Anda terjebak macet? Bukan, Anda bikin macet'. Jadi dia ngirim pesan bukan terjebak macet, sesungguhnya kita sama-sama buat macet," ujar Anies dalam sambutannya di acara Gowes dan Olahraga di Polda Metro Jaya, Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11).

Quote