Ikuti Kami

Banteng KBB Perjuangkan Nasib Petani Jeruk Lemon

Pasalnya, buah yang mempunyai rasa asam dan mengandung vitamin c tersebut akibat hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini.

Banteng KBB Perjuangkan Nasib Petani Jeruk Lemon
Wakil Ketua II DPRD KBB, Ida Widaningsih.

Bandung Barat, Gesuri.id - Buah jeruk lemon asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sempat menjadi primadona di pasaran. Namun saat ini kondisinya tak bagus dan dikeluhkan petani.

Pasalnya, buah yang mempunyai rasa asam dan mengandung vitamin c tersebut akibat hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini.

Baca: Sektor Pertanian Kontribusi Besar Pembangunan Ekonomi

Harga jual pun turun drastis akibat adanya import jeruk lemon dari luar negeri. Hal tersebut membuat petani memilih membiarkan jeruk busuk di kebun.

Wakil Ketua II DPRD KBB, Ida Widaningsih menyebutkan, pihaknya akan memperjuangkan dan mengembangkan potensi petani di daerah, termasuk petani lemon.

“Saya diinstruksikan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Pak Ono Surono untuk meninjau lapangan dan melihat kondisi petani lemon mudah-mudahan nanti Pak Ono Surono bisa memperjuangkan untuk perkembangan dan mengembangkan petani lemon,” kata dia.

Menanggapi keluhan para petani lemon, Ida berencana akan secepatnya berkoordinasi dengan Ono. Selain itu, dirinya pun akan meminta Dinas Pertanian KBB untuk segera memberikan pendampingan kepada para petani dalam menangani hama dan penyakit.

“Saya berharap pemerintah bisa menangani persoalan petani Lemon di daerah terutama di KBB dan saya berharap DPR RI dapat memberikan bantuan. Selai itu, saya juga akan koordinasi dengan dinas terkait untuk segera ada pendampingan khusus untuk petani lemon,” ujarnya. 

Pemilik lahan sekaligus petani lemon, Agus menuturkan, sejak Januari 2021 lalu buah yang dihasilkan tidak maksimal karena cuaca buruk bahkan sempat mengalami gagal panen akibat hama dan penyakit.

“Permintaan pasar memang lagi berkurang untuk jeruk lemon. Selain itu, banyak lemon kiriman dari luar dengan kwalitas premium. Hasilnya lemon lokal kurang peminat,” ujar Agus usai menerima kunjungan anggota DPRD KBB dari fraksi PDI Perjuangan, Rabu (14/4/2021).

Menurutnya pamor jeruk lemon yang menanjak sejak datangnya pandemi COVID-19 tahun lalu, membuat petani antusias menanam tanaman buah asal Amerika tersebut.

Namun demikian, kondisi tersebut menjadi bumerang bagi para petani lemon. Akibat melimpahnya buah lemon dari luar, pasar yang menjadi target penjualan malah sudah terisi oleh jeruk import.

“Pesaing kita (petani) dari luar (import) yang justru mempengaruhi harga pasar, kwalitas mereka premium dengan per kilogramnya itu dapat 5 buah. Sedangkan lemon lokal itu per kilogramnya dapat 6 sampai 8 buah,” kata dia

Pesaing kita (petani) dari luar negeri yang justru mempengaruhi harga pasar. Kualitas mereka premium dengan per kilogramnya itu dapat 5 buah. Sedangkan lemon lokal itu per kilogramnya dapat 6 sampai 8 buah. 

Ia mengaku, untuk mendapatkan kualitas premium jeruk lemon cukup sulit. Sebab, selama ini para petani tidak pernah mendapatkan perhatian khusus dari dinas terkait, terutama dalam menangani hama dan penyakit.

Baca: Riezky Tekankan Pentingnya Kualitas Penyuluh Pertanian

Karena itu, dirinya berharap, dengan kunjungan anggota DPRD KBB dapat meringankan beban para petani lemon yang dinilai perlu perhatian baik dari pemerintah pusat maupun daerah.

“Jujur dari dinas pertanian ini tidak ada perhatian kepada petani lemon malah ada juga itu dari pihak swasta. Saya ingin ada solusi. Pemerintah biasanya memiliki kebijakan yang fleksibel. Saya pun ucapkan terima kasih atas kepedulian bu Ida yang mau membantu kami para petani limon,” harapnya.

Quote