Ikuti Kami

Banteng Kota Surabaya: Moment Lebaran Tahun Ini Spesial

Sebab, setelah dua tahun dilakukan pembatasan perjalanan saat momen Lebaran, tahun ini mudik diperbolehkan pemerintah.

Banteng Kota Surabaya: Moment Lebaran Tahun Ini Spesial
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Adi Sutarwijono.

Surabaya, Gesuri.id - DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) menyatakan Lebaran tahun ini sungguh terasa spesial. 

Sebab, setelah dua tahun dilakukan pembatasan perjalanan saat momen Lebaran, tahun ini mudik diperbolehkan pemerintah. Semuanya menambah keceriaan momentum Lebaran.

Baca: Momentum Idulfitri, Lasarus Ajak Saling Bersilaturahim

“Perjalanan mudik yang penuh warna, penuh kegembiraan, menjadi penanda kemeriahan Lebaran yang khas Indonesia. Mudik juga menghasilkan dampak ekonomi luar biasa, UMKM bergeliat, warung-warung laris, destinasi wisata semarak. Itu semua turut memulihkan ekonomi,” papar Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono di Surabaya, Senin (2/5).

Secara khusus PDI Perjuangan Kota Surabaya menyampaikan ucapan selamat merayakan hari raya Idulfitri 1 Syawal 1443 Hijriah kepada seluruh umat muslim, khususnya yang ada di Kota Pahlawan.

“Selamat Lebaran, selamat Idulfitri 1443 H. Mohon maaf lahir dan batin. Ini momentum indah untuk bergembira dan berbahagia bersama keluarga tercinta. Dan akan jauh lebih indah kita senantiasa peduli kepada tetangga, dengan membantu mereka yang membutuhkan,” ujar Adi.

Dia menambahkan, Lebaran menjadi penanda pentingnya membuka pintu maaf bagi siapapun. Dalam berbagai perjumpaan antar sesama insan, pasti ada kekurangan dan kekhilafan.

“Sehingga memaafkan dan dimaafkan adalah bagian dari kehidupan manusia. Inilah indahnya Lebaran, indahnya Idulfitri, kita saling membuka diri untuk meminta maaf. Dan, sekaligus memaafkan siapapun atas kesalahan dan kekhilafan yang terjadi di masa lampau,” ujarnya.

Keluarga besar PDI Perjuangan Surabaya, lanjut Adi, pastinya juga memiliki kekurangan dalam menjalankan berbagai program kepartaian maupun saat mengawal program pembangunan.

“Kami keluarga besar PDI Perjuangan Surabaya memohon maaf untuk segala kekurangan dalam membantu dan mendampingi warga masyarakat. Saling memaafkan sekaligus merajut persaudaraan,” tuturnya.

Adi pun menyinggung tradisi halal bihalal di masyarakat Indonesia. Istilah tersebut lahir dari dialog Presiden Republik Indonesia pertama Ir Soekarno dan ulama NU KH Wahab Chasbullah.

Baca: Puan Ajak Melangkah Sebagai Bangsa yang Penuh Berkah

Pada 1948, saat awal Republik Indonesia berdiri, masih diwarnai banyak pertentangan politik. Bung Karno meminta pendapat dari KH Wahab Chasbullah, yang kemudian diberikan saran agar diselenggarakan silaturahim antar-anak bangsa.

Bung Karno meminta istilah lain, sehingga tercetuslah 'halal bihalal', sebuah penanda bahwa setiap pertentangan dan konflik antar-anak bangsa harus saling dimintakan maaf. Dan, halal bihalal menjadi tradisi Lebaran Idulfitri di masyarakat Indonesia hingga saat ini.

“Kemeriahan halal bihalal menjadi ciri khas Lebaran di Indonesia. Mari terus kita jaga untuk meningkatkan kualitas persaudaraan. Sambil kita menggerakkan kembali tumbuhnya sektor ekonomi, dan sektor-sektor lain kehidupan masyarakat,” ujar Adi.

Quote