Taput, Gesuri.id - Perjalanan seorang Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan untuk merubah daerah sangat luar biasa. Mulai dari awal sampai meningkatkan pelayanan prima di rumah sakit adalah target utama yang harus dilakukannya.
Baca: Megawati Prihatin Jokowi Kerap Dikritik Sembarangan
Dengan prinsip ‘Menuju Pelayanan Kesehatan Prima melalui RSUD Tarutung’, pun mulai berbenah dari renovasi gedung hingga sumber daya manusia (SDM) adalah target utama untuk perbaikan ke depan menuju Masyarakat Taput yang semakin baik dan terhindar dari virus Covid 19.
Seperti dilansir dari topmetronews, Bupati Taput Nikson Nababan dalam sebuah Catatan kecilnya mengatakan tindakan pencegahan di bidang kesehatan, penanganan pasien juga menjadi prioritas utama dalam programnya untuk memajukan daerah Taput.
Disebutkan Nikson, diawal kepemimpinannya kala itu masih menemukan Rumah Sakit Tarutung belum terakreditasi oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit). Artinya, Rumah Sakit Tarutung juga Belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Sementara, pembayaran Gaji Honor Pegawai RSUD Tarutung tidak dapat dibayarkan secara rutin setiap bulannya. Demikian juga dengan Dokter Spesialis yang melayani hanya 7 (tujuh) jenis pelayanan bagi pasien.
Terkendala Pembayaran
Miris dan harus memulai dari mana membangun Rumah Sakit Tarutung yang mengalami defisit keuangan ditandai dengan adanya hutang kepada pihak ketiga. Pembayaran Jasa Dokter dan Perawat yang melayani pada Rumah sakit Tarutung juga terkendala pembayarannya kala itu.
Mengeryitkan dahi sembari berguman sendiri.
“Saya memutar otak, di benak saya mengatakan saya harus melakukan banyak hal untuk rumah sakit ini’. Saya melihat rumah sakit salah satu prioritas dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat sakit,” ujarnya berguman sendiri .
Dalam Catatan Nikson juga mengungkapkan untuk peningkatan kualitas pelayanan di RSU Daerah Tarutung. Dia berinisiatif menambah tenaga dokter spesialis dan wujud itu menjadi kenyataan yang sangat luar biasa.
Ditangan seorang Nikson perubahan demi perubahan menjadi nyata yang bisa dirasakan masyarakat Taput.
Tidak main-main, untuk menuju Pelayanan Prima di RSUD Tarutung, Nikson Nababan di tahun 2016 menempatkan dokter spesialis 18 orang akan tetapi itu masih kurang dan selanjutnya seiring berganti hari dan bulan bertambah menjadi 31 dokter spesialis, pada tahun 2019 dan pada tahun 2021 saya tambah menjadi 34 dokter spesialis.
Artinya, sosok Nikson yang begitu antusias dengan perbaikan manajemen rumah sakit juga tidak tinggal diam.
Pembenahan demi pembenahan terus dilakukan. Langkah untuk menaikkan jenjang akreditasi.
Bermula ditahun 2017 Rumah Sakit Tarutung lulus paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) denganPredikat Paripuma (Bintang 5).
Pada Tahun 2019 RSUD Tarutung terus berbenah. Khususnya untuk Sarana Prasarana. Diantaranya Ruangan CT Scan dan Pembangunan Gedung Haemodialisa (ruangan instalasicuci darah) dengan nama K. K Tertius Simamora. Dilengkapi sebanyak 32 unit dan menjadikan RSUD Tarutung sebagai pusat pasien cuci darah.
Untuk pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), RSUD Tarutung telah melibatkanPihak Ketiga sesuai Standar Kesehatan. Semua ini dilakukan demi daerah yang punya integritas dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Pelayanan Kesehatan Ditengah Pandemi
Sebagai rumah sakit rujukan, untuk Penanganan Pasien Covid-19, RSUD Tarutung membangun Ruang ICUdengan Kapasitas 7 (tujuh) tempat tidur dan Ruang Perawatan Pasien dengan kapasitas 25 tempat tidur dengan ruang bertekanan Negatif.
Pembangunan Ruang ICU bagi pasien Covid-19, Ruang Perawatan Covid-19 dan Ruang Operasi Khusus Pasien Covid-19 dengan jumlah Anggaran sebesar Rp.2,1 M.
Pembangunan Laboratorium untuk test PCR telah saya resmikan pada bulanDesember 2020 yang lalu.
Di tengah meningkatnya pasien Covid-19 yang bergejala berat hingga mengalami sesak nafas, RSUD Tarutung juga telah dilengkapi dengan Peralatan Gas Medis Sentral untuk setiap tempat tidur.
Untuk mempermudah akses ke Ruang Isolasi, Nikson juga membangun infrastruktur melalui kegiatanrehabilitasi jalan menuju Ruang Isolasi.
Di samping ruangan operasi untuk pasien Covid-19, saya juga memikirkan Penyediaan Peralatan Kesehatan untuk Ruang ICU, Ruang Perawatan Covid-19 dan Ruang Operasi Khusus Pasien Covid-19.
“Saya juga melakukan Penyediaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) penanganan Pasien Covid-19. Saya juga gelontorkan dana Rehabilitasi Ruang Rawat Inap RSUD Tarutung. Yang diperuntukkan dalam rangka antisipasi peningkatan jumlah Pasien Covid-19 dengan Ruangan Non tekanan Negatif. Antara lain Rehabilitasi Ruang Flamboyan Rehabilitasi Ruang Cemara, Rehabilitasi Ruang Pertemuan, Rehabilitasi Ruang Mawar,” ujar sang Bupati yang sangat dekat dengan masyarakatnya.
Menindaklanjuti catatan Bupati Taput Nikson Nababan dalam hal pengelolaan keuangan, RSUD Tarutung mendapat Nilai A dua kali berturut turut pada tahun 2017 dan 2018 berdasarkan Audit kinerja BLUD oleh BPKP dan menjadi percontohan BLUD Rumah Sakit untuk Sumatera Utara.
Baca: Megawati Prihatin Jokowi Kerap Dikritik Sembarangan
RS Terbaik
Berdasarkan penilaian sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Tahun 2019 RSUD Tarutung menjadi rumah sakit Terbaik Sumatera Utara.
Dari Refocusing Tahun Anggaran 2021, Nikson juga melakukan Rehabilitasi Total Gedung Pemulasaran Jenazah Covid-19, Rehabilitasi Total Gedung Untuk Instalasi Gizi untuk Penanganan pasien Covid-19, Rehabilitasi Total Gedung Untuk Poliklinik Paru Penanganan pasien Covid-19 dan Rehabilitasi Total Rumah Dinas Tenaga Kesehatan Penanganan Covid-19.
Pembenahan terus dilakukan, sampai pada akhirnya RSUD Tarutung sebagai rumah sakit yang benar-benar memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien yang berkunjung ke sana.
“Salam sehat untuk masyarakat Tapanuli Utara, sumber inspirasi dan semangat saya. Jangan lupa tetap terapkan Protokol Kesehatan. Kalau bukan kita siapa lagi,” ujar mengakhiri catatannya.