Ikuti Kami

DPRD Kota Surabaya Minta Fasilitasi Wifi ke Kelompok Belajar

Khusnul berjanji mendorong Pemkot Surabaya untuk turut memperhatikan pembelajaran daring yang masih dilakukan sebagian siswa.

DPRD Kota Surabaya Minta Fasilitasi Wifi ke Kelompok Belajar
Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah.

Surabaya, Gesuri.id - Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah menyatakan, masih banyak tempat seperti kelompok belajar Bank Sampah Sektor Sampah Berkah atau BSS Samber yang belum mendapatkan perhatian pemerintah dengan fasilitas WIFI.

Dia berjanji mendorong Dinas Pendidikan Surabaya untuk turut memperhatikan pembelajaran daring yang masih dilakukan sebagian siswa di Surabaya.

’’Harus diperhatikan sepanjang PTM belum dilaksanakan. Saat ini, 143 SD masih simulasi. Masih butuh waktu yang cukup untuk PTM. Dorongan tersebut untuk membantu pelajar, atau kelompok masyarakat untuk tetap semangat sekolah di tengah pemeblajaran hybrid ini,’’ tutur Khusnul ketika berkunjung ke BSS Samber.

Baca: Diaan Pastikan Siap Bangun 131 Menara Telekomunikasi

Politikus PDI Perjuangan itu mengapresiasi tempat-tempat atau kelompok-kelompok belajar yang didirikan secara swadaya seperti BSS Samber. 

Keberadaan kelompok belajar itu mendorong upaya pembagian time management siswa supaya lebih berimbang.

’’Dengan begitu, ada orang dewasa yang bisa meninjau pendidikan. Nggak dibiarkan begitu saja,’’ ujar Khusnul Khotimah.

Sementara itu Ketua tim BSS Samber, Machmudah mengatakan, tempat belajar daring bagi siswa setempat itu diawali dari kekhawatiran agen Bank Sampah selama pandemi. Sebab, sejak sekolah dilakukan di rumah, banyak siswa yang lebih banyak bermain daripada belajar.

’’Akhirnya kami membuat tempat belajar ini di pos Bank Sampah BSS Samber,’’ kata Machmudah.

Sejak didirikan hingga kini, terdapat 20 siswa yang telah bergabung. Mereka berasal dari RT setempat. Selama pembelajaran daring berlangsung, mereka didampingi 8-10 anggota karang taruna.

’’Ini pusat belajar berbasis masyarakat. Rata-rata pelajar yang mengikuti program ini terdaftar sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Jadi mereka memilih untuk belajar di sini daripada di rumah. Karena keterbatasan ponsel dan wifi,’’ jelas Machmudah.

Meski demikian, wifi menjadi salah satu kendala yang dihadapi tim BSS Samber. Selama ini, pihaknya masih menggunakan modem untuk pembelajaran daring para siswa. Penggunaan modem yang dibeli dari hasil swadaya masyarakat itu, membuat jaringan lemot.

’’Kadang-kadang pakai hotspot dari karang taruna. Tapi itu juga jadi kendala karena nggak bisa seterusnya digunakan,’’ ujar Machmudah.

Baca: Vaksinasi Oleh Banteng Kabupaten Bogor Disambut Antusias

Untuk itu, agen bank sampah BSS Samber 10 terus memutar otak. Misalnya, dengan membuat bank dari sampah plastik yang dikumpulkan warga RT 10. Sehingga, warga mengumpulkan sampah pada agen untuk ditukar menjadi uang.

’’Hasil uang itu kemudian bisa ditabung, atau diambil, atau didonasikan untuk kelompok belajar ini. Kami gunakan untuk beli pulsa dan kue supaya siswa semangat belajar,’’ terang Machmudah.

Machmudah berharap agar pemerintah membantu kelompok belajar yang dikelola kampungnya. ’’Sudah setahun kami berdiri, belum ada pemerintah yang membantu,’’ ucap Machmudah.

Quote